TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Setelah terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 24 Desember 2021 lalu, KH Yahya Cholil Tsaquf atau Gus Yahya akhirnya resmi mengumumkan susunan kepengurusan PBNU periode 2022-2027.
Salah satu tokoh yang masuk dalam kepengurusan PBNU periode 2022-2027 adalah Wali Kota Pasuruhan, Saifullah Yusuf yang ditunjuk sebagai Sekjen.
Kepengurusan PBNU periode 2022-2027 di bawah komando Gus Yahya ini diumumkan di gedung PBNU pada Rabu (12/1/2022) siang.
Pengumuman itu dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Sekjend PBNU Saifullah Yusuf dan para jajaran pengurus lainnya.
Dalam sambutannya, Gus Yahya kepengurusan yang baru ini ditetapkan pada 12 Januari 2022 dan akan berakhir pada 12 Januari 2027.
Pada kepengurusan PBNU yang baru ini, jumlah pengurus perioden 2022-2027 ini lebih banyak dibandingkan dengan yang sebelumnya.
Hal itu dilakukan karena untuk menjangkau seluruh warga NU yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kami sengaja merancang sedemikian rupa karena NU memiliki konstituensi yang sangat luas, bahkan hasil survei warga NU atau yang mengaku warga NU mencapai separuh dari populasi Muslim di Indonesia. Kami berkepentingan untuk menjangkau seluasnya sehingga kami membutuhkan personel yang cukup banyak," ungkapnya dikutip Tribunjogja.com dari Tribunjateng.com.
Alasan lain, lanjut Gus Yahya, terkait visi yang diusung dengan sendirinya menuntut perkembangan aktivitas yang berlipat dari sebelumnya, sehingga membutuhkan personel untuk menangani pekerjaan yang besar.
"Postur pengurus ini mencerminkan realitas multipolar yang ada dalam lingkungan kita, baik dari segi kedaerahan, gender, maupun orientasi politik. Dari segi kedaerahan, seluruh daerah di Indonesia terwakili dalam jajaran pengurus PBNU sehingga PBNU yang kita miliki ini adalah berwajah Nusantara," tuturnya.
Gus Yahya juga mengungkapkan, dalam sejarah Nahdlatul Ulama, yang telah berdiri sesuai kalender Masehi telah 96 tahun dan kalender Hijriyah selama 99 tahun, kaum perempuan diakomodasi dalam pengurus harian PBNU.
Ditambahkannya, jajaran pengurus PBNU masa khidmah 2022-2027 yang terdiri dari berbagai latar belakang, menurutnya, sebagaimana visi awal bahwa PBNU akan mengambil jarak secara setara dengan berbagai sudut kepentingan politik.
"Itu kita lakukan dengan cara mengakomodasi elemen-elemen kepentingan dari berbagai macam supaya dalam kepengurusan bisa saling menngontrol untuk menjaga agar jarak NU dengan pihak lain sama," katanya.
Sementara itu, Wakil Sekjend PBNU, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid yang mewakili kaum perempuan, mengungkapkan, bahwa ini adalah terobosan baru dalam sejarah perjalanan NU sebagai jamiyah.
"Walaupun sejak awal kita sadari sebenarnya ruang bagi perempuan di NU sudah sangat besar. Dalam acara-acara NU untuk perempuan juga sangat besar, sebab para Nyai juga mengurusi pondok, mengurusi pengajian dan menguruisi kegiatan publik," katanya.