Erupsi Gunung Semeru

UPDATE Daerah Terdampak Erupsi Gunung Semeru dan Radius Bahaya yang Harus Dihindari

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Rina Eviana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar dari video yang beredar akibat awan panas guguran (APG) yang keluar dari Gunung Semeru, Jawa Timur

"Erupsi Semeru berupa awan panas guguran, tanggal 4 Desember 2021 pukul 13:30 WIB, diawali dengan laharan. Tercatat di seismogram Amplitudo maksimum 25 mm durasi masih berlangsung," kara Andiani saat dikonfirmasi, Sabtu.

Ia menjelaskan, guguran awan panas mengarah ke daerah Besuk Kobokan.

Kendati demikian, Andiani menyebutkan, status Semeru masih berada pada Waspada Level II sejak 2012.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi Hari Ini, Wilayah Sekitar Curah Kobokan Lumajang Gelap

Radius yang harus dihindari

Laporan magma Indonesia, Badan Geologi, Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), visual letusan Gunung Semeru tidak teramati.

Namun diketahui bahwa erupsi Gunung Semeru ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 5160 detik.

Sampai hari ini, berdasarkan laporan kebencanaan geologi memasukkan Gunung Semeru kedalam kategori gunung api berstatus level II atau waspada erupsi. Secara meteorologi, Gunung Semeru berada pada cuaca berawan, mendung, dan hujan.

Angin bertiup lemah ke arah barat dengan suhu udara 22-26 derajat Celsius.

Sehingga, ada banyak hal yang perlu diperhatikan masyarakat dan tidak boleh dilakukan sampai status Gunung Semeru kembali normal, setelah gunung api tersebut mengalami erupsi hari ini, di antaranya sebagai berikut.

1. Jauhi kawah radius 1 km

Masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru.

2. Jauhi bukaan kawah radius 5 km

Warga sekitar gunung juga diminta untuk menjaga diri untuk menjauhi area dalam jarak 5 kilometer arah bukaan kawah Gunung Semeru di sektor tenggara atau selatan. Masyarakat juga diimbau waspada terhadap dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi hari ini, yakni berupa awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

"Radius dan jarak yang direkomendasikan ini akan dievalusi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," tulis Yuda Prinardita Putra A.Md dari Semeru Volcano Observatory dalam keterangan resmi Magma Indonesia.

3. Jangan beraktivitas di tempat rawan

Halaman
123

Berita Terkini