BRI Liga 1 2021

Kisruh PSS Sleman: Dari Dejan Antonic, Marco, Arthur Irawan, Omah PSS, sampai Dokter Gadungan

Penulis: Taufiq Syarifudin
Editor: Sigit Widya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arthur Irawan saat berlatih bersama PSS Sleman, beberapa waktu lalu.

Elwizan Aminudin mengklaim sebagai lulusan Universitas Syiah Kuala dan sempat menjadi dokter Barito Putera, Bali United, Sriwijaya FC, Kalteng Putra, Persikabo 1973, bahkan Tim Nasional Indonesia.

Direktur Utama PT PSS, Andywardhana Putra, mengaku sedang menelusuri pihak yang mengeluarkan ijazah, sertifikat kompetensi, Surat Keterangan Registrasi, dan Surat Izin Praktik Elwizan Aminudin.

"Ia sudah mengajukan pengunduran diri. Sudah sekitar dua pekan ia tidak mendampingi tim dengan alasan mengurus orangtua yang sedang sakit. Kami tengah melakukan klarifikasi ke berbagai pihak sebelum memutuskan mengambil tindakan," jelas Andywardhana kepada Tribunjogja.com, Kamis (2/12/2021).

Menurut Andywardhana, manajemen PSS SLeman memang tidak memiliki kecurigaan karena Elwizan Aminudin punya catatan pernah menjadi dokter di sejumlah klub, termasuk Tim Nasional Indonesia.

"Bagaimana asal muasalnya, saya kurang tahu karena sudah direkrut oleh PSS Sleman. Yang jelas, melihat pengalamannya, PSS Sleman percaya dan tidak melakukan kroscek," tambah Andywardhana.

Elwizan Aminudin. (TRIBUNJOGJA.COM/Almurfi Syofyan)

Baca juga: PSS SLEMAN: Geger! Dokter Tim Super Elja Diduga Palsu, Tak Terdaftar di KKI, IDI dan PDDikti

PSS Sleman sekarang sedang mencari dokter baru untuk mendampingi Laskar Sembada mengarungi sisa laga di BRI Liga 1 2021. "Sudah ada kandidat. Sudah kami kroscek. Dijamin valid," katanya sambil tertawa.

Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi, Ahmad Hadian Lukita, ketika dimintai konfirmasi Tribunjogja.com menegaskan bahwa Elwizan Aminudin terbukti merupakan dokter gadungan.

"Kami sudah koordinasi dengan Satgas Covid-19 PT LIB. Sesuai hasil investigasi, Elwizan Aminudin tidak punya ijazah maupun terdaftar sebagai anggota IDI atau organisasi mana pun," bebernya, Kamis (2/12/2021).

Luluk, panggilan Ahmad Hadian Lukita, menyatakan bakal mengambil langkah untuk membantu klub melakukan pengecekan dalam merekrut karyawan, khususnya dokter tim, sehingga kejadian serupa tak terulang.

"Bahaya. Posisinya, kan, dokter yang berkaitan dengan kesehatan, khususnya para pemain. Berkaca dari kasus ini, PT LIB bakal membuat aturan verifikasi dokter tidak hanya dilakukan oleh klub," terangnya. (Tribunjogja)

Berita Terkini