Peneliti Pendamping WMP Yogyakarta dr Riris Andono Ahmad, menyoroti aspek keamanan teknologi ini.
Menurutnya, teknologi Wolbachia ini aman, karena merupakan bakteri alami yang dapat ditemukan pada 60 persen serangga dan hanya dapat hidup di dalam sel serangga.
Ia juga menegaskan bahwa Wolbachia tidak menyebabkan penyakit pada manusia.
"Selain itu, nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia yang disebarkan sudah dipastikan bebas dari DBD dan chikungunya, sehingga efektif menurunkan penyebaran DBD dan penyakit lain yang dibawa oleh nyamuk," ungkapnya.
Berdasarkan kajian risiko yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Kemenristek bersama Balitbangkes Kemenkes pada 2016 lalu terhadap teknologi Wolbachia, hasilnya menunjukkan bahwa risiko penerapan teknologi Wolbachia dalam kurun waktu 30 tahun ke depan dapat diabaikan. ( Tribunjogja.com )