Mahasiswa KKN UGM Digerakkan untuk Jadi Sukarelawan Bantu Masyarakat yang Terdampak Covid

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktor DPKM UGM Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. meminta mahasiswa KKN-PPM UGM menjadi sukarelawan gerakan masyarakat membantu masyarakat terdampak Covid-19

Menurut Irfan, ketidakpatuhan masyarakat akan penerapan protokol kesehatan bisa pula disasar, termasuk menggelontorkan informasi yang benar agar masyarakat semakin menyadari dan mentaati prokes.

“Mengurangi beban di hulu dengan menyadarkan masyarakat. Masalah kita adalah ketidakpatuhan. Mahasiswa dapat menjadi relawan untuk mengingatkan dan membantu orang lain,” jelas Irfan.

Sementara itu dr. Raden Ludhang Pradipta Rizki, M.Biotech, SpMK. mengundang mahasiswa KKN-PPM UGM untuk menjadi petugas vaksinasi atau staf administrasi di Rumah Sakit Akademik UGM.

Harapannya pula jangan sampai pasien bukan Covid-19 terlantar. Beberapa dapur umum shelter isoman pedesaan memerlukan lebih banyak bantuan tenaga.

Mahasiswa dapat memberikan informasi terkait gizi seimbang, cara mengolah makanan yang benar dan sehat.

“Kami mengundang mahasiswa yang sehat jasmani dan rohaninya, dalam kurun waktu tetentu, diutamakan telah mendapatkan vaksinasi, diutamakan klaster kesehatan, dengan ijin orang tua dan DPL, sesuai mengikuti alur waktu jaga yang ditentukan di IGD tersebut,” jelas Ludhang.

Pada pelaksanaan KKN-PPM Periode 2 kali ini mahasiswa diminta untuk lebih banyak membantu masyarakat terdampak Covid-19 dalam bentuk apapun demi kebaikan masyarakat.

Menurut Sekretaris DPKM, Dr. Rachmawan Budiarto, S.T., M.T. yang memoderatori acara, fleksibilitas telah dibuka agar UGM bisa berperan banyak dalam kondisi darurat ini.

Sejalan dengan hal ini Kasubdit KKN Dr. Ir. Ambar Kusumandari, M.E.S. mempersilahkan mahasiswa KKN-PPM untuk berkreasi dan berinovasi.

“Kegiatan apa pun yang dilakukan oleh mahasiswa, selama untuk kebaikan orang lain, semuanya dapat diklaim sebagai kegiatan KKN. Jangan terpaku pada pokok tema, bantu, apapun dicatat saja. Ini kebijakan dalam kondisi kedaruratan. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk untuk berkreasi,” pungkas Ambar. (rls)

Berita Terkini