TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kabar duka datang dari Kabupaten Sleman. Satuan tugas penanganan covid-19 Kabupaten setempat melaporkan, ada lonjakan angka kematian cukup tajam, pada hari Selasa (13/7/2021) kemarin.
Dalam sehari, ada 50 pasien positif Covid-19 yang dilaporkan meninggal dunia. Jumlah kematian harian ini tertinggi sepanjang penanganan pandemi di Sleman.
"Paling banyak (meninggal) di Rumah Sakit," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, saat dikonfirmasi, Rabu (14/7/2021).
Ia mengaku belum menerima detail laporan, kenapa dan di mana saja pasien meninggal dunia tersebut.
Tapi, kata dia, sejauh ini pasien terkonfirmasi positif Covid- 19 dengan gejala berat dibawa ke rumah sakit rujukan.
Baca juga: Musyawarah dan Pencairan UGR Tol Yogyakarta-Solo di Klaten Disetop Selama PPKM Darurat
Namun, saat ini kondisi rumah sakit banyak kamar yang penuh. Sehingga, ketika ada pasien masuk dan kamar penuh, maka pasien akan menunggu sementara di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit sebelum mendapatkan perawatan serius.
"Akibatnya, pasien ada yang meninggal di UGD," terang dia.
Mengacu laporan harian satgas, puluhan pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di Sleman itu tersebar di sejumlah Kapanewon.
Antara lain di Seyegan, Prambanan, Ngemplak, Tempel dan Pakem, masing-masing meninggal dunia satu orang. Lalu, Berbah, Ngaglik dan Turi, masing-masing ada 3 orang yang meninggal dunia.
Di Moyudan dan Mlati, masing-masing ada 4 yang meninggal dunia. Kemudian, Gamping dan Godean, masing-masing ada lima orang yang meninggal dunia.
Di Kapanewon Sleman ada 6 warga yang meninggal dunia. Di Kalasan, 8 warga meninggal dunia. Lalu, di Kapanewon Depok tercatat ada 10 orang yang meninggal dunia.
Jumlah kematian pasien Covid-19 di Sleman selama bulan Juli ini mengalami peningkatan tajam.
Bahkan, menjadi yang tertinggi sepanjang penanganan pandemi di Bumi Sembada.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo sebelumnya mengungkapkan, dari tanggal 1 hingga 11 Juli saja tercatat sudah ada 229 orang yang meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, menurut dia, paling banyak meninggal di Rumah Sakit rujukan. Namun, ada sebagian yang meninggal saat Isolasi mandiri (Isoman) di rumah. Meskipun, diklaim jumlahnya relatif sangat kecil.
"Sebagian besar meninggal di RS. Ada beberapa yang meninggal saat isoman, tidak sampai 5 persen," kata Joko, kemarin.
Selain kasus kematian, pada tanggal 13 Juli, satgas juga melaporkan ada penambahan kasus harian, 595 kasus.
Kemudian pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 317 orang. Akumulasi kasus positif corona di Kabupaten Sleman, hingga 13 Juli, sebanyak 28.249 kasus. Dari jumlah tersebut, 20.735 dinyatakan sembuh, dan 916 orang meninggal dunia.
Baca juga: Sebanyak 2.800 Pelajar di DI Yogyakarta Serentak Menjalani Vaksinasi COVID-19
Perbaikan Penanganan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi mengungkapkan, pemerintah kabupaten Sleman sedang berupaya melakukan perbaikan pemantaun dan penanganan Pandemi Covid-19.
Caranya dengan mengajak organisasi perangkat daerah (OPD) untuk terlibat dalam pemantauan bersama dengan Kapanewon.
Jadi, satu OPD nantinya diarahkan untuk menjadi mediator dan bertanggung jawab satu Kapanewon. Harapannya masyarakat dapat lebih cepat mengakses informasi seputar ketersediaan kamar Isolasi, ketersediaan oksigen hingga program vaksinasi.
Rencana ini muncul setelah Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo bersama jajaran forkopimda rapat via zoom dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut dia, nantinya satu OPD menjadi mediator untuk satu Kapanewon. Sehingga satgas di Kapanewon bisa lebih dinamis karena didampingi oleh OPD.
"Ini masih rencana, dan akan segera dibahas. Dengan adanya pendampingan dari OPD untuk Kapanewon, nanti antara satgas Kabupaten dan Kapanewon bisa lebih intens berkomunikasi. Harapannya, ada perbaikan penanganan dan pemantauan," kata dia. (rif)