Seluruh proses seleksi dan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2021/2022 di DI Yogyakarta bakal dilaksanakan secara daring. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir penularan Covid-19.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, Rony Primanto Hari mengaku telah menyiapkan segala hal untuk mendukung pelaksanaan PPDB daring. Meliputi infrastruktur jaringan, bandwidth, maupun server.
"Kalau Diskominfo DIY ketugasannya di SMA dan SMK negeri. Sudah menyiapkan infrastruktur untuk mendukung PPDB ini. Hampir semua infrastruktur yang kita bangun sudah siap," jelas Rony saat dihubungi Tribun Jogja, Minggu (6/6/2021).
Rony mencontohkan, pada tahun 2020 lalu jawatannya telah memasang kabel fiber optik sepanjang 500 kilometer yang menghubungkan seluruh SMA/SMK yang ada di DIY. Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp. 15 miliar.
Tiap sekolah juga disediakan kapasitas bandwith internet masing-masing sebesar 20 Mbps
Menurut Rony, jaringan fiber optik akan menjadi infrastruktur utama dalam menopang akses teknologi informasi dan komunikasi.
Tak hanya mendukung pelaksanaan PPDB, infrastruktur tersebut juga dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembelajaran daring maupun beragam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan internet.
"Kalau kita analogikan, bandwith itu seperti aliran listrik dan fiber optik itu seperti kabel. Jadi kalau kabelnya bagus dan alirannya bagus nanti (internet) akan lebih lancar," jelasnya.
"Jadi total sekarang hampir 700 kilometer fiber optik," tambahnya.
Selain itu Diskominfo DIY juga telah memiliki data center yang terakreditasi ISO/IEC27001, yakni suatu standar sistem manajemen keamanan informasi yang diterbitkan oleh ISO dan IEC. Sehingga data yang diunggah peserta terjamin keamanannya.
Saat ini pihaknya masih menunggu aplikasi PPDB yang masih dirancang Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY. Aplikasi ini akan digunakan siswa untuk melakukan pendaftaran PPDB.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa ngetes aplikasi tersebut. Baik untuk penetration test, kelancaran jaringan, dan aksesibilitas," tandasnya.
Lebih jauh, Rony memastikan bahwa tidak sekolah di DIY yang berada di wilayah blind spot atau area tanpa jaringan internet.
Namun secara keseluruhan, masih ada 150 titik di DIY yang mengalami blind spot. Masing-masing titik adalah seluas 200 hingga 500 meter.
"Target menurut perencanaan dari kami 2023 tidak ada blind spot. Cuma karena adanya akselerasi, pertengahan 2022 semoga blind spot itu sudah teratasi," paparnya.