TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi teramati mengeluarkan lima kali guguran lava pada Kamis (3/6/2021). Hal itu merupakan hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta sepanjang periode pengamatan pukul 00.00-12.00 WIB.
"Jarak luncur sekitar 800 meter ke barat daya," terang Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida.
Hasil amatan visual lain menunjukkan gunung tampak jelas. Kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III menyelimuti puncak Merapi. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal. Tingginya sekitar 100 m di atas puncak kawah.
Sementara pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB, teramati 4 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 1.500 m ke arah barat daya. "Gunung teramati jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan ketinggian 50 meter di atas puncak. Periode pengamatan pagi ini 4 kali guguran lava pijar," katanya.
Pada periode ini, cuaca di gunung Merapi cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga ke arah Barat Laut. Suhu udara 14-21°C, kelembaban udara 70-82 persen, dan tekanan udara 567-707 mmHg.
Aktivitas kegempaan yang terjadi di antaranya 43 gempa guguran, 5 gempa hembusan, 9 gempa hybrid/fase banyak dengan durasi 5 hingga 9 detik. Menimbang hasil pengamatan itu maka status Gunung Merapi tetap berada di level III atau Siaga.
Hanik melanjutkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (tro)
Selengkapnya baca Tribun Jogja edisi Jumat (04 Juni 2021) halaman 05.