Laporan Reporter Tribunjogja.com | Miftahul Huda
Tribunjogja.com Bantul -- Kepolisian segera mengungkap kasus kiriman paket satai yang dibubuhi racun mematikan.
Targetnya utama kiriman satai beracun adalah seorang anggota polisi yang berstatus sebagai penyidik senior di Polresta Yogyakarta.
Diluar rencana, kiriman satai beracun itu malah salah sasaran. Naba (NFP), anak Bandiman pengemudi ojek online yang diminta mengirimkan paket sate beracun meninggal.
Naba meninggal dunia karena mengkonsumsi satai yang terbukti mengandung Potasium Sianida.
Menurut Kriminolog UGM Suprapto mengatakan, pihak keluarga Bandiman berhak mendapatkan perlindungan hukum dan diperbolehkan menuntut keadilan.
"Korban salah sasaran bisa menuntut keadilan. Meski nantinya dari pelaku berkilah merasa tidak menyerang keluarga Bandiman, namun tindakannya yang ingin mencelakakan orang lain tidak dibenarkan," kata Suprapto.
Ungkap kasus satai beracun yang sempat menjadi misteri ini harus benar-benar transparan hingga tuntas. "Ini jangan sampai ini menjadi modus operandi baru," tegasnya.
Berkaca dari kasus kiriman satai yang dibubuhi racun di Kabupaten Bantul kali ini, Suprapto meminta supaya pengawasan peredaran obat keras harus lebih diperekatat.
Menurutnya, pengaturan penjualan obat yang mengandung zat tertentu harus diatur lebih baik.
"Karena ini sudah beberapa kali terjadi ya pembunuhan dengan cara diracun.
"Perlu dipikirkan ke depan, untuk pembelian obat tertentu tidak cukup pakai resep dokter.
"Harus ada nama pembemi, nomor ponsel, dan alamat. Itu untuk antisipasi saja," tandasnya.
Perempuan Muda Pengirim Paket Sate
Misteri siapa perempuan pengirim paket sate beracun segera terungkap. Apa motifnya hingga berniat meracun orang menggunakan paket takjil berupa sate dicampur dengan potasium sianida?