Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini tanah longsor di Kabupaten Bantul rusak.
Ada empat EWS yang mengalami kerusakan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan EWS rusak berada di titik Selopamioro dan Muntuk.
Baca juga: Jelang Ramadan, Harga Cabai Rawit di Gunungkidul Berangsur Turun
"Ada 10 EWS, tetapi ada yang rusak. Total ada empat yang rusak, dua di Selopamioro dan dua lagi di Muntuk," katanya, Rabu (07/02/2021).
Dwi menyebut kerusakan empat EWS tersebut cukup parah. Apalagi ada komponen EWS yang hilang.
Sehingga biaya perbaikan cukup tinggi. Ditaksir biaya perbaikan mencapai Rp 25 juta.
Hingga saat ini, pihaknya belum bisa melakukan perbaikan pada EWS tersebut. Sebab tidak ada biaya untuk perbaikan.
"Ada komponen yang hilang, EWS itu kan ada kayak kabel, kadang tidak sengaja pas nyangkul kena. Ya rusaknya cukup parah, biaya perbaikan sekitar Rp 25 juta. Belum bisa diperbaiki, karena tidak ada anggarannya," terangnya.
Baca juga: Pemda DIY Izinkan Sekolah Tatap Muka Jenjang SMA di DI Yogyakarta Mulai 19 April 2021
Kendati demikian, ia memastikan komunikasi antara BPBD Bantul dan warga di daerah rawan longsor tetap terjalin.
Apalagi ada relawan longsor yang membantu BPBD Bantul.
Ia mengimbau warga di titik rawan untuk meningkatkan kewaspadaan, terlebih beberapa hari ini Bantul dilanda hujan deras.
"Warga di titik rawan sudah paham, kami juga terus lakukan komunikasi. Kami juga mengimbau agar warga sekitar titik longsor selalu mengamati kondisi lingkungan sekitar. Kalau ada retakan, kemiringan harus waspada," ujarnya. (maw)