Sambangi Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Empat Hal ini Jadi Bahasan AHY dan Haedar Nashir

Penulis: Azka Ramadhan
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AHY saat memberikan keterangan pers seusai bersilaturahmi dengan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Sabtu (3/4/2021)

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyambangi kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (3/4/2021) siang.

Dalam kesempatan tersebut, ia ditemui langsung oleh Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut, tiba di kantor PP Muhammadiyah yang berlokasi di Jalan Cik Ditiro, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, pada pukul 12.48 WIB.

AHY didampingi Sekjen Teuku Riefky Harsya dan Ketua DPD Partai Demokrat DIY.

Baca juga: Gadis Rafidha Deviyani, 11 Tahun Jadi Penyiar Radio

Ia mengatakan, kunjungan ini adalah murni silaturahmi dan temu kangen dengan pimpinan Muhammadiyah.

AHY berujar, pihaknya sempat mengunjungi kantor PP yang ada di Jakarta beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, dirinya tidak bertemu langsung dengan Haedar karena berada di Yogyakarta.

"Beliau waktu itu menyapa dan memberi masukan secara virtual. Tapi, saya katakan, rasanya belum afdol kalau tidak bertemu langsung. Saya berjanji, jika ada kesempatan, saya datang ke Yogyakarta, saya izin untuk bisa sowan secara langsung. Dan ini terjadi," ujarnya.

Kedua belah pihak pun saling bertukar pikiran dalam pertemuan yang berlangsung sekira satu jam itu.

Beberapa hal yang didiskusikan antara lain isu-isu seputar Indonesia ke depan, hingga polemik kebangsaan.

"Yang jelas, kami berterimakasih dan terus mengapresiasi atas sikap dan perjuangan Muhammadiyah, yang senantiasa mengokohkan persatuan," katanya.

Namun, AHY menggarisbawahi, ada empat hal yang jadi pokok bahasan dalam tatap muka itu.

Pertama, mengenai bagaimana langkah menegakkan demokrasi yang berpijak pada konstitusi di Indonesia.

Menurutnya, tantangan demokrasi masih dihadapi hingga kini.

Kedua, terkait Pancasila. Demokrat dan Muhammadiyah sepakat bahwasanya dasar negara wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga, Pancasila tidak sekadar menjadi jargon semata, namun nilai-nilai luhur yang terkandung sama sekali tak diresapi.

"Jangan sampai Pancasila itu menjadi pelabelan saja. Satu kelompok melawan kelompok lain. Justru Pancasila sebagai melting pot, konsensus bersama yang mengakomodasi berbagai keragaman," tandas AHY.

Ketiga, komitmen untuk menjaga nilai-nilai keagamaan dan etika di kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.

Menurutnya, baik Muhammadiyah, maupun Demokrat, berkeinginan Indonesia bisa terus mengedepankan keluhuran demi menjaga jati dirinya.

"Walaupun kita tahu, di tengah perkembangan zaman dan teknologi luar biasa, tadi saya katakan, post-truth politics, politik yang didasarkan pada kebohongan yang diulang-ulang dan sangat mudah dianggap sebagai kebenaran, menghasut masyarakat," katanya.

Terakhir, atau yang keempat, kedua belah berbicara soal persatuan dan kemajuan Indonesia sebagai negara majemuk.

Ia mengatakan, Indonesia harus belajar dari fenomena yang menimpa negara di belahan dunia lain, yang kini runtuh akibat perbedaan yang dieksploitasi.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di DI Yogyakarta Saat Bulan Ramadhan Rencananya Digelar Pada Pagi Hari

"Pernah jadi negara besar, lalu runtuh karena perbedaan yang dieksploitasi secara berlebihan. Perseteruan antar kelompok, pertentangan antar identitas, harus dicegah. Jangan sampai menjadi benih konflik yang berakibat perpecahan di Indonesia," ucapnya.

Hanya saja, dalam kesempatan tersebut, AHY enggan berkomentar mengenai sengkarut polemik yang menerpa partai besutannya akhir-akhir ini.

Menurutnya, Kantor PP Muhammadiyah bukanlah tempat yang tepat untuk membahas perpolitikan tanah air.

"Untuk itu di tempat lain saja. Saya menghormati Kantor PP Muhammadiyah, harus kita jaga. Jangan seolah-olah masuk ranah politik praktis," ungkap AHY.

"Setelah ini saya lanjutkan kegiatan. Tentu konsolidasi, ya, dengan para kader di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," pungkas AHY, sembari meninggalkan lokasi sekitaran pukul 14.05 WIB. (aka)

Berita Terkini