TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON DC – Kunjungan dua pejabat AS ke Korea Selatan dan Jepang direspon dengan peluncuran rudal oleh Korea Utara.
Korea Utara melakukan uji coba peluncuran sejumlah rudalnya beberapa hari setelah kunjungan kenegaraan pejabat AS ke Jepang dan Korsel.
Uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara tersebut dilaporkan oleh seorang pejabat AS pada Selasa (23/3/2021) sebagaimana dilansir AFP.
Pejabat tersebut mengatakan, uji coba itu merupakan tantangan terbuka pertama yang dilemparkan Pyongyang terhadap pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Pejabat itu mengonfrmasi bahwa sebanyak dua rudal telah diuji coba Korea Utara pada Minggu (21/3/2021).
Uji coba tersebut sejalan dengan praktik Pyongyang di masa lalu yang biasa menggunakan uji coba rudalnya untuk memprovokasi Washington dan Seoul.
Meskipun pejabat tersebut tidak akan memerinci jenis rudal tersebut, The Washington Post melaporkan bawah rudal yang diuji coba tersebut merupakan rudal jarak pendek.
Peluncuran rudal tersebut itu dilakukan setelah intelijen memperingatkan bahwa Pyongyang mungkin sedang mempersiapkan tindakan semacam itu.
Pejabat itu mengatakan, AS berhasil mendeteksi peluncuran rudal saat uji coba itu terjadi.
Tapi tidak seperti biasanya, baik Korea Selatan, Korea Utara, dan juga pernyataan resmi AS tetap diam mengenai peluncuran rudal tersebut sampai sekarang.
Peluncuran semacam itu, terutama rudal balistik berkemampuan nuklir, biasanya disertai dengan pengumuman sombong dari Pyongyang dan ditanggapi Seoul dengan kecaman keras.
Pakar Korea Utara Martyn Williams dari Stimson Center menyebut keheningan itu "aneh".
"Korea Utara biasanya mengumumkan tes seperti itu melalui media pemerintah tetapi tidak kali ini," tulis Williams di Twitter.
Pakar Korea Utara lainnya, Jeffrey Lewis, mengatakan bahwa rudal yang digunakan dalam uji coba tersebut merupakan rudal jelajah pertahanan pantai jarak pendek.
"Jika memang begitu, itu adalah respons yang cukup ringan terhadap latihan militer antara AS dan Korea Selatan," kata Lewis.
Para pengamat menganggap, uji coba rudal tersebut merupakan tantangan sederhana bagi pemerintahan Biden.
Peluncuran itu dilakukan hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengunjungi Jepang dan Korea Selatan.
Kedua pejabat tinggi AS tersebut mengunjungi kedua negara tersebut untuk membahas masalah aliansi dan keamanan mereka di kawasan Asia.
Mereka menganggap Korea Utara yang bersenjata nuklir dipandang sebagai ancaman utama.
Mereka juga menyempatkan diri untuk hadir dalam latihan gabungan antara tentara AS dan Korea Selatan pada 8-17 Maret.
Baca juga: Kim Jong Un Ikut Rayakan Imlek 2572 di Korea Utara, Langsung Disambut Meriah Pendukungnya
Baca juga: Pamerkan Kota Rudal, Iran Klaim Miliki Rudal Jarak Jauh dan Balistik Canggih
Respon Biden
Presiden AS Joe Biden menanggapi kabar Korea Utara yang meluncurkan rudal jarak pendek.
Peluncuran itu merupakan manuver pertama yang dilakukan Pyongyang sejak Biden menjabat pada 20 Januari lalu.
Sepanjang akhir pekan, muncul kabar negara pimpinan Kim Jong Un itu menembakkan proyektil ke udara.
Namun, proyektil itu diketahui merupakan rudal penjelajah non-balistik, yang tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Peluncuran yang awalnya diberitakan media AS, kini sudah mendapat konfirmasi Washington maupun Korea Selatan.
Berdasarkan keterangan Kementerian Pertahanan Korea Selatan, dua rudal penjelajah itu ditembakkan ke Laut Kuning dari Onchon, Minggu (21/3/2021).
Insiden itu terjadi setelah Korea Utara mengritik langkah AS dan Seoul yang tetap menggelar latihan militer gabungan.
"Kami sudah mendapatkan konfirmasi bahwa tidak ada yang berubah," jelas Biden saat dikonfirmasi awak media.
Dilansir BBC Selasa (23/3/2021), presiden 78 tahun tersebut ditanya apakah Pyongyang telah memprovokasi AS.
"Tidak, berdasarkan kementerian pertahanan, ini hal biasa. Tidak ada hal besar dari perbuatan mereka," kata dia.
Resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menghasilkan sanksi, melarang Korea Utara menembakkan rudal balistik yang dianggap berbahaya.
Sejumlah pejabat senior AS juga menerangkan, apa yang dilalukan negara penganut ideologi Juche itu melakukan "latihan militer normal".
Para pejabat itu menerangkan, mereka kini tengah merampungkan tahap akhir kebijakan terhadap Pyongyang.
Mereka berencana mengundang para penasihat keamanan dari Korea Selatan dan Jepang untuk berdiskusi.
Sebelumnya, pemerintahan Biden diketahui sudah mencoba mendekati Korea Utara dan membuat kontak diplomatik.
Pyongyang saat ini masih belum mengakui pemerintahan AS yang sekarang, di mana relasi dua negara masih dalam kondisi tegang. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bermaksud Tantang Biden, Korea Utara Uji Coba Rudalnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korea Utara Luncurkan Rudal, Biden: Itu Bukan Provokasi