TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Penolakan pembangunan tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Plumbon oleh warga setempat mendapat tanggapan dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulon Progo.
Kepala UPT Persampahan, Air Limbah dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulon Progo, Toni mengatakan rencana pembangunan TPST Plumbon ini masih rencana awal.
Sebelumnya, ia juga sudah menyampaikan pembangunan TPST ini sebetulnya demi kebaikan seluruh masyarakat.
Yakni untuk mengatasi permasalahan sampah di kawasan aetropolis sebagai pendukung utama perkembangan bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA)
Dikhawatirkan 5-10 tahun ke depan volume sampah menumpuk karena tumbuh permukiman di sekitar kawasan tersebut.
"Semisal TPST ini tidak jadi dibangun di wilayah Plumbon, lalu sampah itu mau dikemanakan? Apalagi banyak warga berasumsi TPST sama dengan TPA Piyungan dan Bantar Gebang. Padahal sebenarnya tidak," ucapnya, Jumat (5/3/2021).
Baca juga: Warga Sringkel Kulon Progo Tolak Rencana Pembangunan TPST Plumbon, Ini Alasannya
Toni menjelaskan bahwa pengolahan sampah di TPST Plumbon prinsipnya sehari selesai.
Sehingga tidak boleh ada penumpukan sampah yang tertinggal.
Misalkan sudah siang masih banyak sampah yang belum tertangani otomatis langsung diangkut ke TPA Banyuroto.
"Untuk masalah bau menyengat, kalau dari sumbernya sampah masih fresh artinya tidak menumpuk beberapa hari di rumah, saya kira tidak berbau.
Dan truk pengangkut sampah nantinya lewat jalan yang jauh dari permukiman sehingga tidak melewati jalan desa. Selain mengatasi bau menyengat juga jalan yang rusak," terangnya.
Pihaknya memastikan semisal TPST itu jadi dibangun tentunya juga menyesuaikan dengan SOP.
"Kalau nanti kita kerjanya jelek, silakan masyarakat ramai-ramai menutup TPST itu. Tapi kita dikasih kesempatan untuk mengolah dulu," ucapnya
Terkait dengan pemasangan spanduk dengan berbagai tulisan penolakan, kata Toni itu merupakan hak masyarakat.
Terlebih pihaknya juga belum bisa memastikan kapan TPST Plumbon itu akan dibangun.
Yang jelas pada 2021 ini tidak mungkin dilakukan karena terdapat berbagai kendala persiapan.
Kendati demikian, ia berharap program dari pemerintah ini mestinya ditangkap dengan arif dan bijak.
Semisal dalam pelaksanaan masih ditemui kekurangan perlu adanya perbaikan. (Tribunjogja/Sri Cahyani Putri)