Tokoh Pemerhati Peduli Klenteng Sebut Imlek sebagai Wujud Syukur pada Pencipta

Penulis: Ardhike Indah
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perayaan Tahun Baru Imlek 2572 tinggal beberapa hari lagi.

Masyarakat Tionghoa banyak yang mempersiapkan tahun baru yang jatuh pada Sabtu (12/2/2021) itu dengan penuh kesederhanaan.

Jika biasanya Imlek dikaitkan dengan ritual keagamaan, dengan sembahyang di Klenteng, namun sebenarnya Imlek bukan perayaan keagamaan.

Hal tersebut diungkap oleh Tokoh Pemerhati Peduli Klenteng, Gutama Fantoni.

Menurutnya, Imlek bukan hari raya keagamaan sebagaimana sering disebutkan banyak orang.

Cokelat Monggo Hadirkan Cokelat Edisi Khusus Imlek dan Valentine

“Bukan, Imlek ini perayaan tahun baru. Beda. Bukan perayaan keagamaan,” katanya, Rabu (10/2/2021).

Ia menjelaskan, Tahun Baru Imlek merupakan perayaan menyambut datangnya musim semi.

Jadi, di bulan ini, para petani itu mulai bertani di China, berdasar kalender bulan.

Ditambahkan, kalender Imlek menganut perhitungan penanggalan berdasarkan peredaran bulan.

Hal ini berbeda dengan kalender masehi yang berdasarkan peredaran matahari.

“Inti dari perayaan Imlek adalah mensyukuri anugerah yang telah diberikan Tuhan dan memohon perlindungan di masa mendatang,” tambahnya.

Selain itu, Imlek juga dijadikan sarana untuk saling mengunjungi kerabat.

Biasanya, orang yang lebih muda akan mengunjungi yang tua, kemudian yang tua memberikan semacam hadiah yang biasa disebut angpao kepada yang muda.

Meski begitu, di tahun 2021 ini, perayaan Imlek akan digelar secara sederhana.

10 Inspirasi Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2021 dalam Bahasa Indonesia dan Mandarin

Maka, banyak agenda kumpul bersama yang biasanya dilakukan saat Imlek ditiadakan dan diganti dengan acara di rumah masing-masing.

“Tidak ada perayaan di Klenteng ataupun gereja. Pengumuman telah disampaikan untuk umat dan simpatisan Klenteng Poncowinatan Yogya,” ungkap Fantoni lebih lanjut.

Meski tidak ada ibadah bersama, namun Fantoni menyebut Klenteng Poncowinatan tetap buka.

Adapun jam buka tetap seperti biasa, yakni mulai pukul 08.00-16.00.

Tentu saja, bagi masyarakat yang ingin berkunjung, tetap mengutamakan protokol kesehatan (prokes).

"Umat bisa datang sembahyang pribadi dengan disiplin COVID-19, juga tetap ada sesaji yang disiapkan masing-masing dengan personil terbatas," tutur Fantoni.

Menurutnya, disiplin prokes harus tetap dijalankan untuk menjaga satu sama lain. ( Tribunjogja.com )

Berita Terkini