TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Warga pengungsi Gunung Merapi di Barak pengungsian Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman sebagian sudah kembali ke rumah.
Namun sebagian lainnya, memilih bertahan di Barak.
Sebab, masih menunggu surat dari Pemerintah Kabupaten Sleman, untuk memastikan kondisinya benar-benar sudah aman.
"Hingga tadi malam Selasa (19/1/2021). Total jumlah warga pengungsi yang masih bertahan di Barak ada 186 orang. Semuanya berasal dari dusun Kalitengah Lor," kata Lurah Glagaharjo, Suroto, Rabu (20/1/2021) siang.
Menurut dia, warga yang mengungsi memilih bertahan karena masih menunggu surat resmi dari Pemerintah Kabupaten Sleman.
Meskipun, warga sebenarnya sudah mengetahui bahwa rekomendasi dari BPPTKG soal ancaman bahaya erupsi gunung Merapi sudah diperbarui.
Baca juga: BREAKING NEWS : Gunung Merapi Muntahkan 3 Kali Awan Panas Berjarak Luncur hingga 1,8 km dalam 6 Jam
Awalnya, potensi bahaya mengarah ke tenggara, tetapi saat ini telah bergeser ke arah selatan - Barat daya.
Sehingga, dusun Kalitengah Lor di Glagaharjo relatif aman dengan catatan radius 3 kilometer dari puncak harus dikosongkan.
Dengan rekomendasi baru tersebut, menurut dia, sebagian warga pengungsi memilih pulang namun sebagian lainnya masih bertahan di pengungsian.
Mereka ditempatkan di Barak, Panti Asuhan dan gedung sekolahan dalam satu komplek.
"Saat ini, untuk memulangkan warga, kami masih menunggu surat dari Pemerintah Kabupaten," ujar Suroto.
Pihaknya mengaku sudah koordinasi dengan semua unit relawan bersama Puskemas.
Menurutnya, jika tidak ada rekomendasi terbaru dari BPPTKG soal ancaman bahaya Merapi, warga kemungkinan bisa dipulangkan pada 26 Januari 2021.
Penewu Cangkringan, Suparmono berharap, warga pengungsi tidak tergesa-gesa untuk kembali ke rumah.
Sebab, saat ini Kabupaten Sleman masih memberlakukan kebijakan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM).
Ia mengaku khawatir, apabila warga dipulangkan sekarang maka akan menimbulkan kerumunan.
Hal itu tentu saja kontra-produktif dengan kebijakan pembatasan kegiatan di masyarakat.
"Makanya tempo hari, rapat di setda saya mengusulkan kepulangan pengungsi setelah tanggal 25 Januari," beber Suroto.
Menurutnya, keputusan itu juga sudah ditindaklanjuti oleh Lurah Glagaharjo dari rapat bersama warga pengungsi telah memutuskan akan dipulangkan pada 26 Januari, sembari menunggu adanya surat dari Kabupaten.
Baca juga: Antisipasi Potensi Bahaya Merapi, Kalurahan Girikerto Siapkan Posko Induk dan 5 Tempat Pengungsian
Warga pengungsi sebagian sudah pulang secara mandiri.
Menurutnya, yang saat ini masih bertahan di pengungsian mayoritas adalah kelompok rentan.
"Seperti lansia, anak-anak, ibu hamil-menyusui, disabilitas," terangnya. Untuk kebutuhan logistik bagi para warga pengungsi, Suparmono memastikan hingga satu pekan ke depan, masih aman.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto sebelumnya menyampaikan, meski gunung Merapi sudah memasuki erupsi efusif dan ancaman telah bergeser ke arah selatan - barat daya, pihaknya belum mengizinkan kepada para pengungsi untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Sebab, masih akan dilakukan kajian. Apalagi, Pemkab Sleman masih memberlakukan kebijakan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) pada tanggal 11 - 25 Januari 2021.
"Pemkab Sleman akan membuat kebijakan setelah tanggal 25 Januari 2021. Akan ada surat dari Bupati kepada warga masyarakat. Kembali atau tetap di pengungsian. Sebab, siapapun tidak ada yang bisa memastikan bahwa kondisi saat ini aman," ujar dia. ( Tribunjogja.com )