Laporan Reporter Tribun Jogja, Yuwantoro Winduajie
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Guguran lava pijar terpantau meluncur ke arah barat daya puncak Gunung Merapi sehingga memunculkan potensi bahaya di sisi barat Kabupaten Sleman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY telah mengantisipasi hal tersebut.
Yakni dengan meyiapkan titik-titik pengungsian yang tersebar di Kapanewon Pakem, Cangkringan, dan Turi.
"Barak pengungsian sudah disiapkan karena itu bagian dari skenario kontigensi kita," jelas Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana Rabu (6/1/2021).
Baca juga: Habiskan Malam Tahun Baru dengan Membuat Layangan, Ketika Pulang Pria Ini Malah Dikeroyok di Sleman
Tempat pengungsian diperkirakan mampu menampung sekitar 14 ribu warga dari 27 desa.
"Kemarin fluktuatif karena kan ada yang mau melihat pulang ke rumah," jelasnya.
Menurut Biwara, barak pengungsian di titik lainnya bisa diaktifkan sewaktu-waktu bila kondisinya memang mengharuskan.
"Sekarang kan baru untuk Kali Tengah Lor, kalau aktivitas meningkat lagi pengungsian akan meluas sampai ke 27 desa. Barak-barak sudah siap," terangnya.
Baca juga: Cara Mengatasi Vertigo, Mulai dari Gerakan Sederhana hingga Gunakan 4 Bahan Alami
Biwara melanjutkan, pihaknya akan terus memantau aktivitas Gunung Merapi.
Kendati mulai memuntahkan lava pijar, status Gunung Merapi belum ditingkatkan.
Sebab guguran lava belum berpotensi mencapai pemukiman penduduk.
"Ada fase erupsi ada lava pijar yang turun akan diamati terus perkembangannya seperti apa. Artinya dengan perkembangan itu statusnya masih tetap siaga," jelasnya.
Begitu pula dengan jarak Kawawan Rawan Bencana (KRB).
Saat ini KRB yang ditetapkan masih sama, yakni di dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. (tro)