Yogyakarta

DPKP DIY Sebut Virus Daun Keriting Sebabkan Penurunan Produksi Cabai di Wilayah Yogyakarta

Penulis: Nanda Sagita Ginting
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Cabai Rawit

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebutkan penurunan produksi Cabai di wilayah Yogyakarta disebabkan oleh virus  daun keriting atau pepper yellow leaf curl.

Plt Kepala DPKP DIY , Syam Arjayanti mengatakan, berkembangnya virus yang menyerang petani cabai didukung dengan kondisi cuaca yang cenderung lembab.

"Ini kan masih dominan hujan. Sehingga, virus yang termasuk dalam kelompok penyakit Opt ini dapat dengan mudah berkembang. Akibatnya, banyak petani cabai yang gagal panen," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Sabtu (02/01/2021).

Ia menambahkan, adapun gejalanya diawali dengan daun yang berubah warna lebih pucat, tulang daun memutih, lalu gejala berkembang menjadi warna kuning, bagian tulang daun menebal, dan daun mengeriting ke arah atas.

Baca juga: Disperindag DI Yogyakarta Sebut Harga Bahan Pokok Stabil, Kecuali Cabai Harga Naik Signifikan

Membuat tanaman Cabai tidak bisa tumbuh dengan sempurna.

Alhasil, mempengaruhi provitas tanaman cabai.

"Kami sudah lakukan beberapa pengendalian dan pencegahan agar virus ini tidak menyerang tanaman cabai. Mulai dari penggunan bibit yang sehat, sanitasi lahan, serta membersihkan gulma yang berada disekitar tanaman. Tak hanya itu, penyemprotan obat untuk mengendalikan virus juga sudah kami lakukan. Namun, sedikit terkendala karena curah hujan yang tinggi belakangan ini," ujarnya.

Ia pun tidak menampik, alasan mahalnya harga cabai di pasaran disebabkan gagal panen para petani karena terserang virus tersebut.

Ditambah lagi,  virus daun keriting juga menyerang tanaman cabau di daerah lain.

"Kalau DIY kan pasokan cabai semua produk sini dari Bantul, Kulonprogo, dan Sleman. Jadi, ketika ada masalah terhadap produktivitas langsung mempengaruhi harga di pasar," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Berita Terkini