Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan pada Rabu (23/12/2020) teramati guguran dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah Kali Sat dan 1 kali suara guguran.
Selain itu, pada periode hari tersebut tampak asap warna putih, intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 50 meter di atas puncak.
Sementara, kegempaan yang terjadi antara lain 44 gempa guguran, 265 gempa hybrid/fase banyak, 56 gempa vulkanik dangkal, 1 gempa tektonik, dan 65 gempa hembusan.
Sebelumnya, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengungkapkan adanya guguran-guguran dan rekahan di puncak kawah menunjukkan masih adanya aktivitas Gunung Merapi.
Baca juga: Kemendikbud Tertarik Kembangkan Situs Cagar Budaya di Sekitar Candi Borobudur Magelang
Baca juga: Sebanyak 20 Warga Binaan Lapas II A Magelang Terima Remisi Natal, Didominasi Kasus Narkoba
Dengan status Gunung Merapi "siaga" (level III) saat ini, ia pun merekomendasikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III untuk dihentikan sementara ini.
Kemudian, pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi. Tidak melakukan kegiatan di daerah bahaya.
Selain itu, warga di wilayah KRB III agar mengamankan surat-surat penting/berharga, mengamankan harta bergerak (raja kaya dan raja brana), menyiapkan tas siaga (pakaian, senter, obat-obatan sederhana, radio, handphone/HT, makanan, minuman yang tahan lama) di tempat yang mudah dijangkau.
"Segera mengungsi jika terjadi guguran lava/awan panas yang terus-menerus," tambahnya. (uti)