Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Proses evakuasi ternak milik warga Kalitengah Lor masih berlangsung.
Total ada 294 sapi milik warga yang harus dievakuasi, menyusul meningkatnya status Gunung Merapi dari Waspada (level 2) menjadi Siaga (level 3).
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan (DP3) Sleman, Heru Saptono mengatakan proses evakuasi dilakukan secara bertahap.
Hingga saat ini total ada 55 sapi yang sudah menempati kandang komunal Singlar.
Baca juga: Pemkab Magelang Siapkan Evakuasi untuk Hewan Ternak
Baca juga: UPDATE Covid-19 Gunungkidul : 7 Kasus Baru dan 9 Kasus Sembuh Pada 10 November 2020
"Yang 36 sapi perah, dan 19 sisanya sapi potong. Akhirnya digabungkan antara sapi perah dan sapi potong, karena pemiliknya masih sama," katanya saat melakukan kunjungan ke barak pengungsian di Balai Desa Glagaharjo, Selasa (10/11/2020).
Ia melanjutkan kapasitas kandang komunal Singlar mencapai 120 ekor sapi, sehingga cukup untuk menampung sapi milik warga Kalitengah Lor.
Sedangkan untuk sapi yang lain, DP3 Sleman akan membuatkan kandang darurat di sekitar barak pengungsian.
Tujuannya adalah warga bisa dekat dengan ternaknya, dan mudah dalam memberikan pakan.
Saat ini pihaknya sudah menyusun rencana anggaran belanja (RAB) untuk membuat kandang darurat.
Sedangkan dana untuk membuat kandang darurat akan dimintakan dari BPBD Sleman.
Baca juga: Sebanyak 130 SMP di Gunungkidul Melakukan Pembelajaran Tatap Muka
Baca juga: Peringati Hari Pahlawan, Museum Vredeburg Gelar Pameran Refleksi Dibalik Memorabilia Perjuangan
"Kalau infomasi dari Bu Hanik (Kepala BPTTKG) belum muncul kubah lava. Sehingga masih cukup waktu untuk kami melakukan persiapan. Jika RAB disetujui kami akan segera membangun 20 unit kandang untuk 200 ekor sapi. Waktu 10 hari," lanjutnya.
Sementara itu, Plt Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DP3 Sleman, Nawangwulan menambahkan dalam melakukan evakuasi harus dibarengi dengan edukasi kepada pemilik ternak.
Sebab masih ada warga yang enggan memindahkan ternaknya.
"Evakuasi memang kami lakukan bertahap karena tergantung dengan keinginan warga. Ada warga yang menolak, sehingga kami perlu melakukan edukasi pentingnya evakuasi ternak ini," tambahnya. (maw)