Kisah Inspiratif

Kades di Magelang Relakan Rumahnya untuk Tempat Mengungsi Warga Merapi

Penulis: Rendika Ferri K
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kades Ngrajek, Mungkid, Magelang, Rizky Kurniawan, memperlihatkan rumah pribadinya yang jadi tempat tinggal sementara warga Desa Keningar, Dukun, Magelang, Minggu (8/11/2020).

Warga pun berswadaya untuk membantu tempat pengungsian dan warga yang mengungsi di sana.

"Jadi dana yang kemarin untuk OPRB terus terang saja tersita untuk penanganan Covid-19 dan BLT. Cuma ada dari swadaya masyarakat. Tetapi tidak menutup kemungkinan kedepan kita bisa menggunakan kas desa sambil melihat kondisi lebih lanjut," tuturnya.

Desa Keningar sendiri merupakan sister village dari Desa Ngrajek.

Mereka bersepakat untuk saling membantu dan bergotong royong manakala terjadi bencana erupsi Merapi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi menghadapi potensi bencana Gunung Merapi.

Satu di antaranya evakuasi dan penanganan pengungsian.

Penanganan pengungsian akan menggunakan konsep sister village atau 'Desa Bersaudara'.

Baca juga: GUNUNG MERAPI Siaga, Gelombang Perdana Warga Desa Wilayah Magelang yang Mengungsi

"Upaya kedaruratan yang akan mungkin dilakukan kalau situasinya menjadi darurat adalah pengungsian dan penanganan pengungsi. Kabupaten Magelang punya manajemen pengungsian yang kita kenal desa bersaudara, paseduluran desa, atau sister village," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto.

Konsep 'Desa Bersaudara' ini di mana desa yang ada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi berpasangan dengan desa penyangga.

Saat terdapat ancaman, warga dari desa kawasan rawan bencana yang dekat dengan puncak akan mengungsi ke desa-desa penyangga.

"Konsep ini kita bawa untuk menghadapi ancaman dari Merapi. Kami ada 19 desa di KRB III, yang paling dekat dengan puncak. Di situ ada kurang lebih 64 ribu jiwa yang harus kita layani," tuturnya.

Menurut Edy, desa bersaudara  ini menjadi sistem manajemen pengungsian yang menempatkan masyarakat menjadi masyarakat yang aktif.

Sejak awal mereka sudah mengetahui ancamannya dan tantangannya seperti apa.

Warga sudah berlatih.

BPBD memfasilitasi warga untuk berlatih agar siap menghadapi bencana. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkini