Kisah Pak Suro Jualan Mie Ayam Harga Rp3 Ribu Tetap Untung, Dirintis Puluhan Tahun

Penulis: Almurfi Syofyan
Editor: Iwan Al Khasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pak Suro (baju abu-abu) saat menyiapkan pesanan mie ayam Rp.3 ribu di warung miliknya, Minggu (4/10/2020).

Tribunjogja.com KLATEN -- Mie ayam murah memang selalu menjadi buruan para pencinta kuliner satu ini.

Apalagi mie Ayam sudah lama menjadi makanan favorit sebagian masyarakat Indonesia.

Berbagai modifikasi dan harga ditawarkan untuk mengaet konsumen.

Namun pada umumnu harga mie ayam berkisar antara Rp9 ribu hingga Rp.15 ribu per porsi.

Tapi yang satu ini beda.

Namanya Pak Suro. Mie ayam Pak Suro dijual dengan harga dibawah standar harga mie ayam pada umumnya, yakni hanya dipatok Rp.3 ribu saja per mangkuk.

Pak Suro biasa berjualan mie ayam di Jalan Manisrenggo KM 3, Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Pak Suro (baju abu-abu) saat menyiapkan pesanan mie ayam Rp3000 di warung miliknya, Minggu (4/10/2020). (Tribunjogja/Almurfi Syofyan)

Ternyata, Pak Suro berjualan mie ayam sudah sejak 37 tahun lalu.

Warung mie ayam milik Cipto Wiyono atau akrab disapa Pak Suro ini berada persis di tepi jalan Manirenggo-Prambanan, Klaten.

Harganya yang murah membuat mie ayam ini diserbu oleh ratusan warga setiap harinya.

Pantauan Tribunjogja.com di lapangan, Minggu (4/10/2020) sekitar pukul 11.20 WIB tampak sejumlah pengunjung mulai ramai mengantri untuk membeli mie ayam tersebut.

Bahkan beberapa diantaranya ada yang tidak kebagian tempat duduk dan terpaksa menunggu giliran.

Satu mangkuk mie ayam Pak Suro yang dijual Rp3 ribu itu, pembeli dapat menikmati mie kuning, sayur sawi, daging ayam dan empat butir bakso.

Pak Suro mengaku tidak memiliki alasan khusus kenapa dirinya menjual mie ayam dengan harga yang sangat ekonomis tersebut.

"Kalau ditanya alasan ya nggak ada. Saya menjual dengan harga Rp3 ribu ini juga sudah lama sejak tahun 2000 dan dapat untung kok. Nggak rugi," ungkapnya saat berbincang dengan Tribunjogja.com di warung mie ayamnya, Minggu (4/10/2020).

Pria berusia 70 tahun ini mengaku jika dirinya sudah memulai berjualan di lokasi ia berjualan sekarang sejak tahun 1975.

Saat itu, kata pria yang memiliki enam orang anak itu dirinya menjual bakso dengan harga Rp2 ratus per mangkuknya.

Lalu, mulai tahun 1983 dirinya mencoba menjual mie ayam seharga Rp3 ratus.

Menurutnya, harga mie ayam yang ia jual sempat mengalami perubahan sesuai dengan kondisi bahan baku, yakni sempat naik ke harga Rp5 ratus, Rp1 ribu dan Rp2 ribu.

"Tapi sejak tahun 2000 saya jual mie ayam jadi Rp.3 ribu per mangkuk," urainya.

Setiap harinya, dipaparkan Pak Suro, dirinya mulai berjualan sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 17.00 sore.

Mencicipi Mie Ayam Rujak di Bantul, Rasanya Gurih Asam-Manis 

Warung Mie Ayam Viral yang Sempat Viral karena Pakai Jurus Murah dan Gratis

Dengan menjual harga mie ayam yang murah tersebut, diakui Pak Suro, dagangannya sering dibeli oleh semua kalangan mulai anak sekolahan hingga orang kantoran.

"Kalau pembelinya beragam ya. Semasa anak-anak masih sekolah juga ramai yang membeli," ucapnya.

Merebaknya pandemi Covid-19 di Klaten sejak Maret 2020 tidak mempengaruhi penjualan dari kakek 11 cucu ini.

Ia mengaku penjualan mie ayamnya tetap laris manis di tengah pandemi.

Dalam sehari, kata Pak Suro, ia bisa menjual 20 kilogram mie dan jumlah itu bisa meningkat saat akhir pekan menjadi 30 kilogram.

"Tiap 5 kilo mie itu, saya jadikan 80 mangkok mie ayam. Kalau setiap akhir pekan itu saya bisa habiskan 30 kilogram mie," imbuhnya.

Setelah puluhan tahun berjualan, diakui Pak Suro dirinya juga telah memiliki dua cabang mie ayam yang dikelola oleh anak-anaknya.

"Harganya juga sama yakni Rp3 ribu permangkoknya. Cabang pertama masih di daerah Manisrenggo, lalu ada juga pakai gerobak yang jual juga anak saya," tandasnya. ( Tribunjogja.com | Almurfi Syofyan )

Berita Terkini