Berty menjelaskan, selama ini ketika ada OTG maka penanganan yang dilakukan di tiap daerah akan berbeda.
Misalkan untuk PPDP di Bantul, begitu hasil reaktif mereka langsung dimasukkan ke Rumah Sakit Lapangan Bambanglipuro untuk menjalani swab.
"Kalau negatif dipulangkan, kalau positif langsung di situ. Demikian juga yang ada di Gunungkidul kan ada yang namanya Wanagama. Begitu ada reaktif langsung swab," paparnya.
Ia menambahkan bahwa kebijakan yang diambil Pemda DIY adalah memprioritaskan perlindungan terhadap orang-orang dengan risiko tinggi dengan tujuan memutus mata rantai penularan.
"Tetapi untuk pencegahan kita harus eliminasi pada orang-orang risiko tinggi yakni anak-anak, ibu hamil, orang yang punya penyakit bawaan, orang tua. Ini ring yang benar-benar kita lindungi supaya OTG ini tidak menularkan," urainya.
Banyak Faktor
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, turut buka suara terkait lonjakan penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah DIY.
Menurut Sri Sultan, ada banyak faktor yang memengaruhi kenaikan kasus baru, khususnya lonjakan yang terjadi pada beberapa hari terakhir.
"Swab massal juga bisa, tapi juga (bisa) karena pergi ke luar Yogya pulang bawa penyakit juga bisa," bebernya saat ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (21/7/2020).
Ia pun mengatakan bahwa dengan deteksi awal melalui swab yang sudah berjalan, harapannya transmisi lokal yang akhir-akhir ini mendominasi kasus baru dapat ditekan.
"Harapan kita antar tetangga, antar warga, jangan terjadi dulu. Ngontrolnya susah. Kalau gelem (mau) pada tinggal di rumah ya sehat. Kalau pergi-pergi risikonya besar. Kalau keluar dari Yogya, masih di Jawa kan semua masih merah. Risikonya kan besar," ungkapnya. (*)