Jika Warga Tak Ikuti Protokol Kesehatan, Kasus Virus Corona di Amerika Bisa Tembus 100 Ribu Perhari

Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci, ketika memberikan keterangan pers mengenai perkembangan kebijakan pemerintah soal virus corona dengan Presiden Donald Trump berdiri di sampingnya pada 13 April 2020.

TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON DC - Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia.

Dikutip Tribunjogja.com dari Worldometer, hingga Rabu (1/7/2020), total kasus virus corona di Amerika Serikat mencapai 2.729.378.

Dari total pasien yang terinfeksi virus corona, sebanyak 130.130 di antaranya meninggal dunia.

Hingga kini, kasus penularan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan China tersebut masih masif.

Bahkan pakar penyakit menular Dr Anthony Fauci menyatakan, kasus positif Covid-19 bisa meningkat dua kali lipat jika warga tak ikuti protokol kesehatan.

"Saya sangat khawatir karena ini [lonjakan kasus positif Covid-19] barangkali akan semakin memburuk," ujarnya kepada Senat AS.

Saat ini, 40.000 kasus positif Covid-19 telah dilaporkan di seluruh pelosok Negeri "Uncle Sam" setiap hari sebagaimana dilansir dari Sky News.

Fauci menambahkan, kondisi tersebut bisa saja lebih buruk dengan jumlah kasus positif Covid-19 melonjak hingga 100.000 per hari jika warga tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak.

Anthony Fauci kembali memperingatkan bahwa tidak ada yang bisa menjamin vaksin yang "aman dan efektif" untuk Covid-19.

Dia juga mendesak orang-orang Amerika untuk tidak lengah dalam mematuhi protokol kesehatan menjelang perayaan Hari Kemerdekaan AS pekan ini.

Setelah Presiden AS Donald Trump berulang kali menentang sarannya dalam menangani virus ini, Fauci telah dijauhkan dari pantauan publik.

Sebelumnya, kandidat presiden dari Partai Demokrat  Joe Biden menyerang kepemimpinan Trump dalam menangani pandemi ini sebagai "sejarah salah urus".

Saat berpidato di kampung halamannya di Delaware, Biden menuduh Trump "mengabaikan krisis" setelah peningkatan kasus dan tindakan karantina atau lockdown kembali di California, Texas, dan Florida.

Jumlah kasus infeksi tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat di 10 negara bagian dengan episentrumnya terdeteksi di Los Angeles, kota terbesar kedua di AS.

Perekonomian AS berkontraksi cukup tajam pada kuarter pertama 2020 dan diperkirakan akan lebih jeblok pada periode April-Juni.

Indonesia Kembali Berduka, Dua Tenaga Medis di Surabaya Meninggal Karena Virus Corona

BREAKING NEWS : Update Covid-19 DIY 1 Juli 2020, Positif Bertambah 1 Kasus

Halaman
123

Berita Terkini