"Selama pandemi kan tidak membuat baju lagi, jadi sisa kain masih banyak. Daripada terbuang lebih baik digunakan untuk memproduksi APD," ungkap Lusi.
Lusi menjelaskan, meskipun keuntungan dari produksi APD tak sebesar penjualan bajunya. Namun, dapat memutar roda perekonomian terutama bagi UMKM yang terdampak wabah Corona.
Rata-rata pekerja yang membantunya dalam pembuatan APD adalah UMKM yang tidak dapat berproduksi lagi akibat Corona.
Saat ini, sudah ada 10 pekerja yang membantu Lusi untuk memproduksi APD batik lurik.
"Bersyukur saja, meskipun penghasilan tidak begitu besar. Namun bisa bermanfaat bagi orang banyak," pungkas Lusi. (Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting)