Oleh karenanya FK dan Unair memberikan penghormatan yang sebesar-besarnya atas perjuangan dr Miftah, dan menjadikannya sebagai representasi perjuangan ikhlas dokter mengobati pasien Covid-19," lanjutnya
Menurut dr Soetojo, sosok dr Miftah yang tidak gentar dalam melakukan tugasnya mengobati pasien Covid-19 merupakan representasi perjuangan dokter yang ikhlas dan berdedikasi dalam penanggulangan Covid-19.
Sementara itu, Humas RSUD Dr Soetomo dokter Pesta Parulian mengatakan, dokter Miftah bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Dokter Miftah mengalami demam, batuk, dan muntah pada pekan lalu.
Ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Husada Utama tempat istrinya bekerja.
Dokter Miftah kemudian dirujuk ke RSUD dr Soetomo sekitar lima hari lalu.
Menurut Pesta, Miftah dirujuk ke RSU dr Soetomo karena kondisi tertentu.
"Kami sudah berusaha maksimal, namun Tuhan berkehendak lain," ujarnya.
Miftah dimakamkan sesuai prosedur pemulasaraan jenazah Covid-19 karena dinyatakan positif berdasarkan tes swab.
"Semua parameter yang kami uji juga mengarah ke Covid-19, termasuk hasil CT Scan ada bercak putih di paru-paru," katanya.
Dirut RSUD dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi SpBS mengatakan bahwa dr Miftah mengalami gejala sakit sejak tanggal 27 Mei 2020.
Saat itu ia masih praktek malayani pasien.
“Saat itu kita sudah tidak tugaskan dia di ruang isolasi karena dia kan ada obesitas, tapi dia tetap jaga dan praktek,” kata Joni.
Kemudian gejala yang dialami dr Miftah ternyata kian parah.
Pihak rumah sakit sudah melakukan swab dan hasilnya negarif. Namun keluhannya memberat dan kian terjadi komplikasi.