Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sultan Menyapa Jilid 3 pada edisi Selasa (28/4/2020) menyelipkan pesan kepada generasi muda yang akan hadir setelah pandemi Covid-19 ini berakhir.
Ia menggambarkan bahwa situasi saat ini di mana semua orang saling bahu-membahu meringankan beban satu sama lain yang terdampak, akan menjadi pelajaran berharga bagi mereka nanti.
"Memasuki Ramadan 1441 Hijriyah beberapa hari lalu, saya khusus memberikan pesan kepada Generasi Penerus ketika saatnya nanti tiba. Saya yakin, generasi mereka yang tidak mengalami musibah dunia ini, tentu akan membanggakan generasi kita sebagai orang-orang yang tahan uji," bebernya, Selasa (28/4/2020).
Sultan menegaskan modal utama dalam menghadapi tantangan ini adalah gotong-royong dengan semangat golong gilig mewujudkan kembali Pancasila sebagai jati diri bangsa.
• Gugus Tugas JERCOVID Serahkan Bantuan Masker kepada Pemda DIY
"Seperti masa-masa gempa tahun 2006 lalu, kita melihat fenomena yang memberi harapan. Saat itu, para ulama, lintas agama bekerjasama membantu para korban tanpa menanyakan apa agamamu? Terbukti, di hati nurani mereka yang paling dalam, selalu bersemi semangat toleransi antarumat beragama. Saat ini kita juga menyaksikan kisah-kisah mengharukan. Mereka bekerjasama dan saling berbagi," bebernya.
Ia mengatakan bahwa orang-orang menjadi lebih perhatian dengan saling menjaga tetangganya.
Bahkan dunia bisnis pun diubah menjadi dunia pengabdian bagi kemanusiaan untuk sesama.
"Di bulan penuh keutamaan dan keistimewaan ini, semoga keberkahan dan kebahagiaan berada di sekitar kita," ungkapnya.
Kabag Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji menjelaskan bahwa seseorang menjadi sosok manusia yang seutuhnya ketika dirinya bermanfaat bagi orang lain.
• Solidaritas Pangan Jogja Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tengah Wabah Virus Corona
Ketika seseorang sudah bisa menimbang mana yang baik untuk dirinya, sekaligus bagi lingkungan sosialnya, maka dia telah menjadi insan yang mampu berpikir dan berbuat adil.
"Kemampuan dan inisiatif untuk berbuat adil inilah yang sejatinya menjadi ruh terbentuknya peradaban. Refleksi manusia sebagai mahluk individu dan sebagai mahluk sosial inilah yang telah membentuk generasi lintas peradaban selama ini," ungkapnya.
Ia menambahkan, kebesaran hati dan kemauan untuk berbuat baik kepada sesama manusia akan selalu diuji.
Sebagai contoh, dengan hadirnya wabah ini.
"Apabila direnungkan, ini adalah sebuah bencana global, dimana hampir seluruh dunia merasakan dampak wabah Corona. Saat inilah manusia harus bangkit bersama, saiyeg saekpraya, menyalakan kembali kebersamaan dalam sebuah asa," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)