Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty mengakui kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Ia memperkirakan 2020 ini merupakan puncak dari siklus 5 tahunan DBD. Perkiraan tersebut didasarkan pada jumlah kasus selama 5 tahun terakhir.
"Tertinggi terjadi pada 2016 lalu dengan 1.154 kasus DBD. Selanjutnya kasus menurun hingga kembali meningkat pada tahun ini," kata Dewi di ruangannya, Selasa (10/03/2020).
• Pasien Meninggal Akibat DBD di Gunungkidul Bertambah 1, Kasus Meningkat Jadi 345
Berdasarkan data Dinkes Gunungkidul, pada Januari lalu terdapat 142 kasus DBD.
Selanjutnya pada Februari melonjak jadi 191 kasus.
Sementara hingga awal Maret ini tercatat ada 12 kasus DBD yang dilaporkan ke Dinkes.
Selama 3 bulan terakhir, dilaporkan sudah ada 3 pasien meninggal dunia akibat DBD.
Dewi mengatakan ada kemungkinan kasus akan bertambah terus, sebab masih ada laporan-laporan dari klinik yang belum dicek oleh Dinkes.
Dewi pun meminta masyarakat lebih menggiatkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus.
Sebab potensi DBD lebih besar saat musim hujan seperti ini.
• Dinkes Kulon Progo Sebut Status DBD di Kulon Progo dalam Posisi Awas
"Tidak mungkin jika hanya pemerintah daerah sendiri yang melakukan PSN. Masyarakat harus ikut melakukan hal serupa agar kasus DBD bisa lebih ditekan," ujar Dewi.
Ia juga meminta masyarakat segera merujuk warganya yang memiliki gejala DBD ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat seperti Puskesmas.
Tindakan ini wajib dilakukan agar penderita segera ditangani oleh petugas kesehatan.
Menurut Dewi, pihaknya sudah menyiapkan prosedur lengkap penanganan pasien DBD di seluruh faskes.
Seluruh fasilitas pelayanan pun dipastikan siap.
"Semua kebutuhan medis seperti obat-obatan juga sudah lengkap dan siap digunakan bagi pasien DBD," katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)