Ke depan, pihaknya mengaku ingin mengembangkan kampung Tegaldowo menjadi wahana edukasi anak.
Kampung ini akan dilengkapi dengan bumi perkemahan, tempat outbound, perpustakaan hingga edukasi pertanian, baik pertanian tradisional dan modern.
"Anak-anak akan kita ajarkan bagaimana menanam padi. Jadi selain destinasi, ada unsur edukasinya," jelas dia.
Konsep tersebut sampai saat ini belum terealisasi.
Alasannya, kata Sugiran, masih terkendala pendanaan.
Pihaknya bersama masyarakat mengaku selama ini membangun taman dan wahana destinasi bermain anak-anak, secara swadaya.
Bahkan, bunga yang saat ini tumbuh di taman, kata dia, berawal dari bunga yang tumbuh di pekarangan warga, kemudian dicabut dan ditanam di lokasi.
• Wisata Edukatif untuk Si Kecil di Yogyakarta, Tempat Belajar Mengenal Hewan dan Alam Luas
"Benar-benar swadaya. Semuanya dari masyarakat. Arahnya kami ingin terus berkembang, sehingga kampung ini jadi desa wisata dengan motto, Ramah Berbudaya dan Ngangeni," kata dia.
Lurah Desa Bantul, Supriyadi mengaku mendukung seandainya Kampung Tegaldowo ingin dikembangkan menjadi desa wisata.
Ia sendiri mengapresiasi langkah warga Tegaldowo yang dengan semangat gotong royong cepat menangkap peluang, adanya jembatan gantung, menjadi destinasi wisata.
Selama ini, diakui Supriyadi, pemerintah desa Bantul memang belum berkontribusi banyak mengenai arah pengembangan wisata di Kampung Tegaldowo.
Semuanya berangkat dari kesadaran warga setempat.
"Pemerintah Desa hanya melakukan kontribusi, berupa pembangunan pendopo dilengkapi fasilitas toilet," terang dia.
• Deretan Wisata di Jogja yang Jadi Andalan Para Pelancong, Wisata Jeep Merapi Favorit
Destinasi wisata di Tegaldowo mulai resmi dibuka pada delapan bulan lalu, tepatnya tanggal 5 Juni 2019.
Setiap sore dan akhir pekan, banyak anak-anak datang ke sana untuk berwisata, termasuk para pecinta sepeda.