TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat, sepanjang Januari hingga awal Februari 2020 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) maupun Dengue Shock Syndrome (DSS) di wilayah setempat telah mencapai angka belasan.
Jumlah itu diklaim menurun dibanding dengan awal tahun 2019 lalu yang mencapai 35 kasus dan tujuh kasus pada 2018 silam.
"Total berdasarkan jumlah penderita per kelurahan angka kasus sudah mencapai 17," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Imunisasi Dinkes Kota Yogya, Endang Sri, Senin (3/2/2020).
Adapun kasus terbanyak berada pada kelurahan Gedongkiwo dengan jumlah lima, sementara Kelurahan Bausasran, Pringgokusuman, Brontokusuman serta Sosromenduran dengan jumlah dua kasus dan Kelurahan Kricak, Tegalrejo, Mujamuju, serta Rejowinangun masing-masing satu kasus.
• Waspada Demam Berdarah, Kenali Ciri-ciri dan Karakter Nyamuk Aedes aegypti Penyebab DBD
"Polanya memang seperti itu, saat mulai memasuki musim penghujan kecenderungan penderita penyakit ini cukup tinggi sehingga kami imbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan," jelas Endang.
Selain itu, Endang mengatakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) pada setiap tempat yang disinyalir rawan dihinggapi oleh nyamuk juga mesti digalakkan.
Dengan demikian antisipasi terhadap potensi terjadinya kasus DBD di masyarakat dapat ditekan.
Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak sepele terhadap gejala awal DBD.
Jika terdapat tanda-tanda kemungkinan terjangkit DBD, sesegera mungkin melakukan pengecekan.
Kerap kali, warga hanya menganggap gejala yang dialami hanya sakit biasa dan tidak segera memberikan pencegahan lebih lanjut, sehingga DBD tidak dapat diantisipasi saat terdeteksi.
"Kalau demam atau panas langsung periksa, jangan menganggap hanya masuk angin," imbuhnya.
• Tips, Cara Sehat Memasak Mi Instan
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Yogya, Yudiria Amelia mengatakan, sejumlah barang dan juga tempat pada pemukiman warga seperti misalnya ban bekas, ember, hingga sampah botol bisa menjadi lokasi awal bagi nyamuk untuk dapat berkembang.
Sehingga, pihaknya menyarankan agar lokasi itu tidak dibiarkan terbuka dan menampung air atau segera dibersihkan.
"Menjaga kebersihan lingkungan dan juga pemberantasan sarang nyamuk bisa menjadi langkah awal untuk mencegah penularan penyakit DBD," jelasnya.
Selain melakukan pembersihan lingkungan dan sarang nyamuk, Yudiria juga mengingatkan warga untuk mengintensifkan kembali gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) untuk mencegah penularan DBD. (TRIBUNJOGJA.COM)