Pola ini mengakibatkan potensi pembentukan awan di Yogyakarta sangat kecil, atau dengan kata lain cuaca menjadi cerah.
"Pantauan citra satelit Himawari pada tanggal 17 dan 18 Januari 2020 memperlihatkan tidak ada awan di hampir seluruh Jawa. Cuaca cerah ini menyebabkan radiasi yang diterima bumi lebih besar sehingga suhu udara terasa lebih panas," terang Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Reni Kraningtyas.
Anomali cuaca ini diperkirakan berlangsung hingga Selasa (21/1/2020).
Setelahnya, kondisi cuaca akan kembali normal dengan prakiraan curah hujan seperti hari-hari sebelumnya.
"Diimbau masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan menghadapi perubahan cuaca ini," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)