Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Trase Tol Yogyakarta-Solo saat ini sudah pasti dan tidak akan berubah.
Proyek pembangunan tol sepanjang 22 km tersebut pun dipastikan hanya sedikit berdampak pada lahan warga.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman Heru Saptono mengatakan dampak pada lahan pertanian pun hanya sedikit.
"Hanya sekitar 38 hektare lahan pertanian yang kena jalur tol. Secara umum itu tidak mengganggu produktivitas pangan," kata Heru di Balai Penyuluh Pertanian, Pangan, dan Perikanan (BP4) Pakem, Selasa (17/12/2019).
• TRASE JALAN Tol Yogyakarta-Bawen-Solo Lintasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Heru menjelaskan, sedikitnya dampak pada lahan pertanian di Sleman lantaran konstruksi jalur tol yang dibuat elevated alias melayang.
Struktur ini juga meminimalisir dampak pada lahan milik warga.
Selain itu, pihak DP3 Sleman juga sudah mengeluarkan Perda bahwa lahan pertanian seluas 18,434 hektare sebagai lahan pangan berkelanjutan.
Artinya lahan tersebut tidak boleh dialihfungsikan dalam bentuk apa pun.
Peruntukannya murni sebagai penopang kebutuhan pangan di Sleman.
"Lahan tersebut dibagi dua kategori, dimana zona inti seluas 17 ribu hektare dan sisanya sebagai zona cadangan," jelas Heru.
• Trase Jalan Tol Yogya - Solo : Desa Selomartani, Kalasan Jadi Pintu Masuk Jalan Tol
PPK Pengadaan Tanah Tol Yogyakarta-Solo Totok Wijayanto sebelumnya menyampaikan bahwa sesuai instruksi Gubernur DIY, jalur tol dibuat melayang.
Sebab selain meminimalisir dampak pada lahan pertanian, jalur tol juga diharapkan tidak memecahkan pemukiman warga yang sudah terbentuk.
"Selain itu, jalur tol juga tidak boleh melintasi kawasan situ budaya sehingga strukturnya dipilih melayang," kata Totok.(TRIBUNJOGJA.COM)