Maulid Nabi Muhammad
Dari Kirab Ampyang Hingga Gerebeg Maulid, Inilah Tradisi Memperingati Maulid Nabi di Berbagai Daerah
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H tahun ini jatuh pada tanggal 9 November. Ada berbagai tradisi unik di berbagai daerah
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H tahun ini jatuh pada tanggal 9 November. Ada berbagai tradisi unik di berbagai daerah di tanah air dalam rangka menyambut peringatan maulid ini.
Seperti di Yogyakarta, peringatan maulid nabi dirayakan dengan menggelar gerebeg maulud. Berikut adalah sembilan tradisi unik dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad, seperti TribunJogja.com lansir dari berbagai sumber:
1. Grebek Maulud (Yogyakarta)
Grebek Maulud adalah puncak peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan di Yogyakarta.
Pada upacara puncak ini, sebanyak tujuh gunungan akan dikeluarkan dari Keraton untuk dibawa ke Masjid Gede, Kepatihan dan Puro Pakualaman.

Tujuh gunungan itu terdiri dari Gunungan Putri, Kakung, Darat, Gepak dan Gunungan Pawuhan.
Nantinya, isi gunungan itu akan diperebutkan oleh masyarakat yang telah menanti.
2. Ngalungsur Pusaka (Garut, Jawa Barat)
Di Garut, Jawa Barat, Maulid Nabi Muhammad disambut dengan upacara Ngalungsur, yaitu ritual untuk membersihkan atau menyucikan benda-benda pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan Godog/Kian Santang).
Setelah disucikan dengan air bunga, benda pusaka kemudian akan digosok dengan minyak wangi, agar tetap wangi dan tidak berkarat.
Kegiatan yang dipusatkan di di Kampung Godog, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan ini dilakukan oleh juru kunci.
3. Tradisi Kirab Ampyang (Kudus)

Masyarakat desa Loram Kulon, Jati, Kudus, Jawa Tengah, memiliki tradisi yang dijuluki Kirab Ampyang saat peringatan Maulid Nabi.
Warga akan mengarak hasil bumi keliling desa, menuju sebuah masjid.
Setelah sampai di masjid dan didoakan tokoh setempat, tandu berisi nasi bungkus dan hasil bumi yang telah diarak, dibagikan pada warga.