Maulid Nabi Muhammad

Dari Kirab Ampyang Hingga Gerebeg Maulid, Inilah Tradisi Memperingati Maulid Nabi di Berbagai Daerah

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H tahun ini jatuh pada tanggal 9 November. Ada berbagai tradisi unik di berbagai daerah

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
Tribun Jogja/ Hasan Sakri Ghozali
Abdi Dalem Kertaon Yogyakarta menyelesaikan proses pembuatan gunungan untuk Grebeg Sekaten di kawasan bangsal Magangan, komplek Keraton Yogyakarta, Senin (19/11/2018). Gunungan yang berisi makanan serta hasil bumi tersebut akan dibagikan pada puncak perayaan Sekaten yaitu pada Grebeg Sekaten yang akan dilaksanakan pada Rabu (21/11/2018) mendatang. 

Simbol itu melambangkan harapan agar orang yang diayun akan selalu senang dengan kebersihan.

7. Tradisi Memasak Lemang (Nanggroe Aceh Darussalam)

Memasak lemang adalah tradisi warisan suku Alas.

Lemang adalah makanan dari ketan yang dicampur dengan santan, lalu dimasukkan ke bambu.

Setelah itu, lemang akan dibakar dalam waktu sekitar empat jam.

8. Tradisi Berebut Gantungan (Probolinggo)

Tradisi berebut gantungan di Probolinggo
Tradisi berebut gantungan di Probolinggo (Kabarpas.com)

Masyarakat Desa Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, masih mempertahankan tradisi unik saat menyambut Maulid Nabi.

Mereka menyiapkan keranjang berisi snack, buah, sandal, sayuran dan barang-barang lain, yang kemudian akan digantung di masjid.

Saat membaca salawat, mereka akan berdiri untuk berebut gantungan tersebut.

Setelah berebut selesai, mereka akan kembali khusyu' membaca salawat.

9. Maudu Lompoa (Takalar, Sulawesi Selatan)

Masyarakat di Cikoang, Takalar, Sulawesi Selatan menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan tradisi bernama Maudu Lompoa Cikoang.

Persiapan tradisi itu membutuhkan waktu 40 hari.

Maudu Lompoa Cikoang diawali dengan mandi di bulan Syafar, yang dipimpin oleh para tetua.

Pada hari pelaksanaan, warga akan memakai pakaian adat, berjalan beriringan sambil membawa julung-julung.

Julung-julung itu berisi telur hias, ayam, beras dimasak setengah matang, beras ketan, mukena, serta barang-barang lain kain khas Sulawesi. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved