Yogyakarta
DPPM DIY Usulkan Pembangunan Aerotropolis Harus Sinergis Antar Semua Pihak
Pemda DIY dan Pemkab Kulonprogo tengah berupaya dalam penyelarasan tata ruangnya. Sementara Kementerian Pekerjaan Umum menyiapkan infrastrukturnya.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) DIY, Arief Hidayat menjelaskan, konsep dan perencanaan untuk aerotropolis ini memang terkait dengan rencana kontraktor dan kesepakatan dengan pihak pemilik lahan.
Saat ini pun masih terlihat berangkat sendiri-sendiri, padahal harus ada sinergi terkait pembangunan ini.
"Kalau seperti yang dijelaskan oleh Gubernur terkait dampaknya hingga 15 kilometer ini standar. Hal ini memang disesuaikan dengan panjang runaway bandara. Makin panjang runaway, pesawat makin besar, tumpangan dan kargo juga makin besar," katanya pada Tribunjogja.com, Selasa (27/8/2019).
• Palette X Wardah: Tutorial Make Up ke Kondangan yang Antiribet
Arief menambahkan, Pemda DIY dan Pemkab Kulonprogo pun tengah berupaya dalam penyelarasan tata ruangnya.
Sementara pihak Kementerian Pekerjaan Umum menyiapkan segi infrastrukturnya.
"Hal penting dalam penyiapan aerotropolis ini adalah regulasi, infrastrukturnya, tata kota, bisnis plan-nya. Maka, seperti kata pak Gubernur kalau sudah RS kenapa harus membangun lagi," jelasnya.
Saat ini, pengelolaan aerotropolis ke depannya juga masih ada dua pendapat.
• Promosi Wisata Harus Digencarkan Sekalipun Bandara YIA Belum Tuntas
Yakni, akan dikelola oleh pemerintah pusat seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diampu dewan KEK atau ada kewenangan dari pemerintah daerah.
"Untuk itu memang dalam mengelola ini, Bappeda dan DPPM harus bersinergi tidak bisa sendiri-sendiri. Kami juga terus meyakinkan ini," urainya.
Disinggung bentuk aerotropolis berupa kawasan metropolitan atau bukan, Arief menyebut hanya berupa kawasan bisnis yang didorong oleh bandara.
"Kalau bentuknya nanti mepet-mepet dengan metropolitan mungkin sama," jelasnya. (*)