TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyusun pola operasi baru terhadap kereta yang melintas di Stasiun Kedundang.
Hal ini untuk mendukung konektivitas antarmoda bagi penumpang di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo.
Saat ini, kata Budi, baru ada dua buah rangkaian kereta yang didedikasikan untuk melayani penumpang di YIA dan beroperasi dari Stasiun Wojo (Purworejo) hingga Stasiun Maguwo (Sleman).
Penumpang setidaknya membutuhkan waktu satu jam untuk sampai di Bandara YIA dari Stasiun Tugu ke Wojo dan disambung angkutan bus ataupun shuttle.
Selain itu, ada sekitar 170 perjalanan kereta per hari yang melintas di jalur selatan dan setiap jam setidaknya ada 7 kereta api yang melintas.
• Reaktivasi Rel Yogya-Borobudur, KAI Tunggu Menhub
"Sekarang ini (moda kereta api) belum dimaksimalkan meski kereta eksisting ada di sini. Yang akan datang, saya minta (jadwal) direview sampai Tugu saja sehingga mondar-mandir dan frekuensinya lebih banyak,"kata Budi saat meninjau pembangunan YIA dan kunjungan ke lokasi Stasiun Kedundang di Temon, Minggu (25/8/2019) sore.
Dia menilai, headway (waktu antara) perjalanan kereta api yang melayani penumpang bandara saat ini sudah cukup bagus.
Hanya saja, masih dibutuhkan transportasi armada berupa bus untuk mengantarkan penumpang dari stasiun ke bandara maupun sebaliknya.
Maka itu, penambahan frekuensi kereta ke bandara perlu ditingkatkan lagi selain juga nantinya akan dibangun jalur khusus kereta bandara dari Stasiun Kedundang menuju Bandara YIA yang akan difinalkan di akhir 2020.
Budi menginginkan frekuensi perjalanan kereta untuk melayani penumpang Bandara YIA ini bisa dibuat lebih banyak lagi.
Setidaknya, dari Stasiun Tugu menuju Bandara YIA nantinya hanya butuh waktu 35 menit dan tiap 15 menit ada kereta yang berangkat.
Ia meminta manajemen PT KAI Daops VI Yogyakarta menuyusun pola operasi perjalanan kereta yang baru.
"Maksimal Rabu, saya minta Daops VI melaporkan pola operais yang baru sehingga ada kepastian dengan headway lebih rapat untuk penumpang YIA," kata Budi.
• Tahun 2021 Kereta Bandara YIA Ditargetkan Sudah Beroperasional
Potensi penumpang yang bisa dilayani moda kereta api bandara ini menurutnya cukup tinggi.
Hal ini dengan melihat proyeksi penumpang jasa penerbangan di Yogyakarta yang mencapai 20 juta melalui Bandara YIA maupun Bandara Adisuctipto (ADS).
Kedua bandara itu juga beroperasi berbarengan dan saling terkoneksi.
"Sekarang mungkin, katakanlah ada 10 juta penumpang, masing-masing bandara lima juta penumpang. Kalau bisa, kita cover semuanya (dengan kereta bandara) namun di sini kan akan meningkat terus," kata Budi.
Terkait jalur kereta menuju Bandara YIA, Budi menyebut trasenya akan dibangun dengan kobinasi tipe elevated (melayang) maupun at grade (datar).
Hanya saja, jalur ini tidak ada yang benar-benar sejajar permukaan tanah melainkan rata-rata jalurnya berada di ketinggian 3-4 meter.
Stasiun Kedundang nantinya akan diaktifkan lagi menjadi stasiun persimpangan dari jalur utama selatan dengan jalur menuju bandara.
"Prinsipnya tidak ada yang di tanah, at grade ini flat di ketinggian 3-6 meter. Pembebasan lahan tetap perlu tapi nanti orang masih bisa melintas di bawahnya,"kata Budi.
Budi mengatakan pihaknya terus mendorong maskapai untuk memindahkan penerbangan rute luar Jawa ke YIA.
Seperti rute Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan lainnya. Ini menjadi harapan Kemenhub agar jumlah penerbangan yang dilayani Bandara YIA terus bertambah, khususnya untuk rute luar Jawa.
Bandara baru ini diperkirakan akan rampung sepenuhnya dan beroperasi secara penuh di Februari 2020 dengan setidaknya ada 66 jadwal penerbangan yang dilayani.
Puluhan jadwal penerbangan itu dipindahkan dari Bandara Adisucipto dan semuanya merupakan rute luar Jawa.
Budi berharap pemindahan jadwal penerbangan itu bisa tuntas saat musim libur Lebaran 2020 nanti.
"Itu bisa jadi patokan sehingga KAI bisa memaksimalkan penyelesaian proyeknya," tukas Budi.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kemenhub, Zulmafendi mengatakan jalur kereta bandara YIA pada tahap awal akan dibangun sepanjang 500 meter pada sisi Stasiun Kedundang maupun di area bandara.
Lelang pekerjaan akan digelar pada Oktober 2019 mendatang.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi mengatakan aksesibilitas menjadi persoalan tersendiri yang harus dipecahkan dalam rangka pengembangan bandara.
Hal ini terkait konektivitas antar moda untuk mempermudah akses masyarakat pengguna jasa penerbangan.
Pihaknya berharap rencana pembangunan jalur jalan tol maupun jalur kereta bandara lebih cepat direalisasikan.
"Aksesibilitas dan transportasi bisa mendukung kelancaran pengembangan bandara,"kata Faik.(TRIBUNJOGJA.COM)