Identitas Mayat Berselimut di Cemorosewu Terungkap, Mahasiswa di Yogyakarta yang Hilang Diculik
TRIBUNJOGJA.COM - Sesosok mayat berselimut ditemukan tergeletak di lereng jurang Cemorosewu, Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (12/7/2019) lalu.
Dari hasil identifikasi, identitas mayat berselimut tersebut merupakan mahasiwa di Yogyakarta yang menjadi korban penculikan.
Hal ini diungkapkan Kapolres Magetan AKBP Muhammad Riffai.
"Sudah teridentifikasi setelah kita melakukan koordinasi dengan Polda DIY. Korban adalah mahasiswa di Yogyakarta," ujar Riffai.
• Penampakan Gerhana Bulan Sebagian di Indonesia Pantauan BMKG
• Kamu Perlu Tahu Apa Beda Penerimaan PPPK dan CPNS 2019 Termasuk Gaji PNS Diawal Tugas
Diketahui jasad mahasiswa itu diperkirakan sudah berada di jurang lebih dari empat hari.
Penemuan identitas mayat berawal dari upaya Kepolisian Resor Magetan yang menyebarluaskan ciri-ciri korban.
Polda DIY yang menerima laporan adanya kasus penculikan mahasiswa dari Timor Leste lalu mengecek ciri-ciri korban yang ternyata identik dengan jasad tersebut.
"Respons dari Polda DIY di sana ada kasus penculikan. Polda DIY kemudian bekerja sama dengan kita dan korban identik dengan korban laporan penculikan," terang Riffai.
Sebelumnya, mayat pria tersebut sudah dalam kondisi sulit dikenali.
• Pengakuan Oknum Guru Cabul Pelaku Begal Payudara Turis di Yogyakarta, Videonya Sempat Viral
• Kisah Haru Guru Honorer Nining Suryani, Tinggal di WC Sekolah Bersama Suami dan Dua Anaknya
Mayat laki-laki tersebut pertama kali ditemukan oleh pemilik warung di kawasan tersebut.
"Saya tahu ada mayat di jurang, saat mau buka warung. Saya mencium bau bangkai yang sangat menyengat dan begitu dekat. Langsung saya telusuri, ternyata ada mayat terbungkus selimut dan hanya kelihatan kakinya,"kata Joni, pemilik warung di Cemorosewu, kepada Surya, Jumat (12/7).
Setelah menemukan mayat itu, Joni melapor ke pos pintu masuk jalur pendakian Gunung Lawu di Cemorosewu.
Dari sana, laporan dilanjutkan ke Polsek Plaosan dan BPBD Kabupaten Magetan.
Joni menyebut, selain laki-laki, ciri-ciri mayat lainnya adalah mengenakan celana pendek dan kaus hitam.
"Kemungkinan mayat itu dilempar dari mobil, karena ternyata tidak masuk jurang. Kemudian di tendang-tendang . Karena ada bekasnya rumput yang tidur,"kata Joni.
• Pengakuan Oknum Guru Cabul Pelaku Begal Payudara Turis di Yogyakarta, Videonya Sempat Viral
Mitos Gunung Lawu
Bagi para pehobi mendaki, nama Gunung Lawu pastinya tak asing di telinga.
Gunung Lawu yang terletak di wilayah yakni Karanganyar (Jateng) dan Magetan (Jatim) ini kerap menjadi primadona bagi para pendaki untuk menikmati alam.
Namun di balik keindahannya, Gunung Lawu menyimpan berbagai mitos dan aneka misteri.
Banyak sudah pendaki yang hilang bahkan meninggal di Gunung Lawu lantaran berbagai sebab.
Alvi, pendaki yang hilang di Gunung Lawu akhir tahun lalu hingga saat ini keberadaanya masih menjadi misteri karena tak pernah ditemukan.
Apa sajakah mitos yang tersebar di gunung Lawu ini?
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini mitos seputar gunung Lawu yang masih dipercaya hingga kini.
1. Bertemu burung jalak berwarna putih gading = mendapat berkah
Mitosnya tidak semua pendaki gunung Lawu bisa melihat burung jalak berwarna putih gading ini.
Jika dapat bertemu burung jalak ini dipercaya pendaki akan mendapat berkah dan aman selama di gunung Lawu.
Tak hanya itu, menurut masyarakat di sekitar gunung Lawu, burung jalak ini sering kali membantu memberi petunjuk jalan para pendaki hingga sampai kepuncak.
• Viral Medsos, Seorang Anak Naik ke Atap Rumah Karena Takut Disunat, Turun Setelah Dibujuk Gurunya
• Tol Bawen-Yogyakarta dan Solo-Yogyakarta Tunggu Detail Desain Kementerian PUPR
• Lima Fakta Jelang Laga PSS Sleman vs Persebaya Surabaya
2. Melihat Kupu-kupu hitam bersayap biru dengan bulatan mata = disambut baik
Mitosnya jika melihat kupu-kupu ini saat sedang mendaki gunung Lawu artinya pendaki tersebut diterima dengan baik di gunung Lawu.
Bahkan banyak juga orang yang mempercayai ketika pulang dari gunung lawu akan mendapat keberkahan.
Tapi jika kupu-kupu ini diganggu nantinya pendaki gunung akan mendapat kesialan.
3. Gunung Lawu dipercaya memiliki nyawa
Menurut masyarakat disekitar kaki gunung Lawu, gunung ini memiliki nyawa sehingga bisa mengetahui kata-kata setiap orang yang menaikinya.
Oleh sebab itu pendaki dilarang berkata sembarangan ketika mendaki gunung ini.
Karena jika berkata sembarangan perkataan itu nantinya bisa terwujud.
• Nama Aji Santoso Disebut-sebut Muncul Jadi Kandidat Pelatih Anyar PSIM Yogyakarta
• Viral Tidur dengan Mulut Diplester Bisa Bikin Nyenyak, Sugesti atau Fakta? Ini Penjelasan Dokter
4. Pasar setan
Pasar setan tak hanya berada di gunung Merapi saja, namun di gunung lawu ini juga ada.
Masyarakat kaki gunung lawu percaya hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mendengar suara pasar ini.
Oleh karena itu jika ada pendaki mendengar seseorang menawarkan barang dagangan, ia diminta melempar uang kecil di tempat itu kemudian mengambil batu, seolah-olah sedang berbelanja.
Jika hal ini tidak dilakukan dipercaya pendaki akan mendapatkan musibah saat mendaki gunung Lawu ini.
5. Dilarang menggunakan pakaian hijau
Tak hanya di pantai parangtritis, di gunung lawu ini mitos larangan memakai baju hijau juga berlaku.
Mitosnya warna hijau ini merupakan warna pakaian Ratu pantai selatan yang tidak boleh sembarangan dipakai orang. (*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Terungkap Mayat Berselimut di Jurang Cemorosewu Magetan Mahasiswa Yogyakarta Korban Penculikan.