TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Paguyuban pedagang kaki lima (PKL) Malioboro menyebut konsep pedestrian di Malioboro ini harus dikonsep dengan matang oleh pihak pemerintah daerah.
Jika tidak, mereka khawatir akan mengurangi animo masyarakat untuk berkunjung ke Malioboro.
"Kami sangat khawatir jika akses jalan yang sulit ini mengurangi animo masyarakat untuk berkunjung ke Malioboro, " jelas Ketua Lembaga Pemberdayaan Forum Komunitas Malioboro, Rudiarto, Senin (3/6/2019).
Dia mengungkapkan, uji coba ini menimbulkan kekhawatiran bagi para PKL.
Menurutnya, selama ini budaya masyarakat untuk berjalan jauh dari tempat parkir ke tempat tujuan atau perbelanjaan memang belum ada.
• Setelah Lebaran, Malioboro Steril dari Kendaraan Bermotor Kecuali Trans Jogja
“Kekhawatiran jelas ada, akses sulit karena dibatasi mobilitasnya dan kendaraan tidak boleh masuk ke Malioboro bisa membuat pengunjung berkurang,” ujarnya.
Kemudian, dari sisi pedagang, akses selama ini memakai kendaraan bermotor untuk membawa dagangan masuk ke Malioboro.
Jika nanti kendaraan bermotor tidak boleh masuk, maka para pedagang yang berjumlah 2.000an dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga Pasar Beringharjo, akan dibingungkan untuk menata lapak.
“Kami masih bingung bagaimana aksesnya masuk. Tidak semua pedagang dari Yogya, sehingga pakai kendaraan,” jelasnya.
Di balik kekhawatiran tersebut, pedagang cendera mata dan batik sejak tahun 1989 ini juga berharap akan hal yang positif.
Diantaranya, penataan dengan konsep semi pedestrian ini tentunya akan mengurangi kemacetan dan tidak membuat Malioboro menjadi semrawut.
“Kami melihat uji coba besok seperti apa. Mudah-mudahan bisa mengurangi kemacetan tanpa mengurangi animo masyarakat dalam mengunjungi Malioboro,” harapnya.
• Persiapan Ujicoba Pedestrian Malioboro Sudah Matang, Pemda DIY Sudah Sosialisasikan ke Pelaku Usaha
Kajian matang, ujar dia juga sangat diperlukan untuk penerapan uji coba pedestrian Malioboro ini.
Diantaranya, adalah persiapan kantong-kantong parkir di sirip Malioboro.
Selain itu juga harus ada edukasi bagi masyarakat agar terbiasa dengan budaya untuk parkir jauh dan tetap ke Malioboro.
"Kajian ini harus menyeluruh berkaitan dengan ekonomi, sosial, manajemen lalu lintas," paparnya.
Adapun hingga saat ini, belum ada informasi detail yang disampaikan kepada PKL.
Termasuk sosialisasi akan uji coba pedestrian Malioboro ini.
"Kami belum mendetail informasinya. Termasuk, ada relokasi dan sebagainya belum tahu," urainya.
Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro (PPLM), Sukidi sebelumnya juga meminta adanya kebijakan untuk dropping dagangan bagi pedagang lesehan dan PKL di kawasan Malioboro.
Kebijakan ini misalnya dengan memberikan akses khusus bagi pedagang untuk menata lapak di jam-jam tertentu.
“Ada kebijakan di jam-jam tertentu bagi PKL menata dagangan. Atau, kalau tidak ada kartu khusus bagi PKL untuk masuk dan dropping ke kawasan Malioboro,” jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya tetap mendukung langkah pemerintah dalam menata kawasan Malioboro.
Pihaknya pun sudah menghadap Wali Kota Yogya mengenai penataan ini.
Pihak PPLM pun meminta adanya sosialisasi dan komunikasi dari pemerintah untuk penataan ke depan. (TRIBUNJOGJA.COM)