Kisah Pilu Dibalik Tragedi Kecelakaan Bidan Terlindas Truk CPO di Jalur Medan-Banda Aceh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ramalia

TRIBUNJOGJA.COM - Kecelakaan maut di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Gampong Tuha Gogo, Kecamatan Padang Tiji, sekira pukul 12.30 WIB, Selasa (5/3/2019) menyisakan duka mendalam bagi Faridah (53) ibunda dari Ramalia (23) warga Mesjid Gogo, Padang Tiji, Pidie.

Ramalia yang akrab disapa Maya merupakan bidan bakti di Puskesmas Padang Tiji meninggal dunia setelah dilindas truk CPO.

Dia menghembuskan napas terakhir di RSU Tgk Chik Ditiro Sigli, selang satu jam setelah kejadian.

"Kami sangat kehilangan, dialah anak solehah dan berbakti pada keluarga," ujar Faridah, ibu kandung Bidan Maya ditemui Serambi di rumah duka, Gampong Mesjid Gogo, Padang Tiji, Rabu (6/3/2019).

Maya adalah anak pertama dari empat bersaudara pasangan Syamaun (57) dan Faridah (53).

Ia tinggal bersama orang tuanya di Gampong Mesjid Gogo, Padang Tiji.

Sehari-harinya ia bertugas bakti di Puskesmas Padang Tiji.

Sedang sore harinya ia kerja tambahan di klinik Bidan Hera di wilayah itu juga.

Pada bulan Februari 2019 lalu almarhumah Maya sudah dilamar seorang pria lajang asal Reubee.

"Karena ingin membiayai adiknya kuliah di UIN Ar Raniry semester akhir, Maya minta ditunda dulu pernikahan," kisah Faridah sambil menyeka air mata.

Tiga adik Maya masih sekolah yakni Maulidar di UIN Ar Raniri, Tarmizi selesai SMA dan Muhammad Irfanda kelas 1 MTs.

"Meskipun dia perempuan tapi Maya tulang punggung keluarga. Malah ia sama ayahnya yang memasang seng atap rumah ini," kata Faridah sembari memperlihatkan seng baru dipasang beberapa bulan lalu.

Rumah mereka sederhana berkontruksi kayu berukuran seluas 8x 6 meter.

Lantainya semen kasar. Ayahnya seorang buruh di kilang ketam kayu.

Sehingga Maya yang membantu biaya keluarga.

Halaman
12

Berita Terkini