Kisah Gethuk Beromzet Rp2,2 Miliar! Cerita Mahasiswi Jualan Sejak SD hingga Branding Oh My Gethuk

Editor: Yoseph Hary W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di usia 21 tahun, Diva Velda, mahasiswi Bisnis Creation Binus Malang ini sudah jadi pebisnis oleh-oleh makanan ringan beromzet miliaran rupiah

Dia mulai paham cara menyaring ide dan cara membuat ide menjadi nyata.

"Banyak orang mendapatkan ide, bahkan idenya muncul secara cepat, tapi useless, tak berguna kemudian. Nah, di kuliah ini saya tahu itu.

Pelajari pasar

Saya belajar cara memahami pasar. sudah tidak ngawur lagi, benar-benar tahu pasarlah," papar Diva.

Setelah ikut kompetisi business plan itu, lanjut Diva, 6 bulan kemudian dia resmi meluncurkan Oh My Ghetuk.

Tapi, penghasilannya yang sudah miliaran rupiah tak membuat mahasiswi semester empat ini jadi malas dan abai dengan tugas kuliah.

"Saya tetap ingin mandiri seperti waktu SD dan SMA, tak mau merepotkan orang tua. Zaman sekarang harus cerdas.

Saya mau jadi milenial yang cerdas. Kita punya bisnis harus belajar dari pengalaman orang lain supaya enggak jatuh di bisnis yang sama," kata Diva.

Misi untuk petani singkong

Lebih dari itu, lanjut Diva, dia kepingin menyelipkan misi untuk masyarakat dalam bisnisnya, terutama para petani singkong.

Pada awal menekuni bisnis getuk ini, menurut Diva, harga singkong masih Rp 200 perak.

Dari situ dia ingin punya social impact pada bisnis yang dilakukannya.

"Maka, target saya di 2019 ini adalah bisa mengedukasi para petani singkong, karena mereka mengaku susah menjual singkongnya.

Saya ingin menginspirasi mereka tentang value singkong, mulai dari keripik, gaplek, getuk dan lain-lainnya.

Pokoknya, segala cara untuk menaikkan nilai singkong dalam kehidupan sehari-hari mereka," kata Diva.

Go internasional

Diva mengaku yakin, dari sekadar menjual jajanan tradisional, dia bisa membawa getuk bukan saja di kancah nasional, tapi juga internasional.

Untuk itulah, dia aktif menggandeng pebisnis travel, hotel, bahkan dinas pariwisata untuk mengenalkan getuk singkong tersebut.

Dengan harga per bungkus Rp 55.000, Diva yakin getuk yang dijualnya sudah "naik kelas" sebagai oleh-oleh yang menarik, bukan lagi sekadar jajanan warung tradisional.

"Sekarang ini sehari itu saya bisa memproduksi 200 sampai 1000 boks getuk. Satu boks itu seperti roti gulung. Jadi, basic-nya adalah oleh-oleh, bukan jajanan warung," ucapnya.

Pada libur natal Desember 2018 lalu Diva berhasil menjual dua kali lipat daripada bulan-bulan sebelumnya. Oh My Gethuk meraup omzet Rp 500 juta.

"Saya berhasil menjual sekitar 10.000 boks sebulan, di Desember itu saja. Untuk Lebaran nanti saya juga sudah siapkan rencana produksi," tutup Diva.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Di Usia 21 Tahun, Diva Sudah Jadi Pebisnis Beromzet Rp 2,2 Miliar!

Berita Terkini