Yogyakarta

Pemda DIY Andalkan Bantuan Dropping Air dari CSR

Penulis: Agung Ismiyanto
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

Namun demikian, kata Sigit, CSR ini tidak bisa diprediksi batas waktu pemberian bantuannya.

Hal ini tergantung dari perusahaan yang membantu.

Dia memperkirakan jumlah tangki yang melakukan droping air di daerah krisis air bersih sudah lebih 1.000 tangki jika ditambah dengan droping air CSR.

Menurut Sigit, anggaran droping air ini tidak beda jauh dari tahun-tahun sebelumnya.

Hanya serapan di tahun 2016 memang sangat rendah karena memasuki musim basah dan tidak ada kekeringan pada saat itu.

Sementara, wilayah yang mengalami krisis air bersih cukup parah berada di daerah Kulonprogo.

Hal ini dipicu adanya perbaikan saluran air bersih dari Pengasih hingga ke Waduk Sermo.

Di kawasan tersebut, banyak orang yang membutuhkan air bersih karena tidak adanya resapan air.

Sebelumnya diberitakan, sedikitnya 1.311 kepala keluarga di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kekurangan air bersih karena musim kemarau.

Bahkan, kebutuhan akan dropping air ini diprediksi hingga akhir bulan Oktober mendatang.

Berdasarkan data yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, droping air sudah dilaksanakan di sejumlah kabupaten, seperti Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo.

Dari data yang ada ada 11 kecamatan di Gunungkidul yang kekurangan air bersih.

Sebelas kecamatan ini diantaranya adalah Saptosari, Girisubo, Rongkop, Tanjungsari, Tepus, Paliyan, Panggang, Purwosari, Nglipar, Ngawen, dan Semanu.

Di Gunungkidul ada 54 desa yang mengalami kekurangan air bersih.

Sementara, di Kabupaten Bantul terdapat empat kecamatan yang mengalami kekurangan air bersih, diantaranya adalah Kecamatan Imogiri, Dlingo, Kasihan, dan Piyungan. Sementara, desa terdampak ada tujuh desa.

Halaman
123

Berita Terkini