TRIBUNJOGJA.COM - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Joko Supriyanto menjelaskan jika fenomena gugurnya lava pijar di Gunung Merapi tidak perlu dikhawatirkan masyarakat.
"Itu tidak apa-apa, dari BPPTKG juga mengatakan jika guguran lava pijar tidaklah berbahaya. Kita selalu ikut apa yang direkomendasikan oleh BPPTKG," ungkapnya pada Tribunjogja.com.
Baca: Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Menarik untuk di Saksikan dari Jarak Tiga Kilometer
Joko mengatakan, untuk bisa menghasilkan awan panas, diperlukan penumpukan material paling tidak sebesar 5 juta meter kubik.
"5 juta kubik, itu baru terjadi awan panas. Sekarang itu setiap hari rata-rata 4 ribu meter kubik, tinggal jumlah. Selama dua bulan ini sudah 100 ribu meter kubik. Kalau saat ini lebar penumpukannya juga harus lebih banyak lagi untuk bisa menimbulkan longsoran awan panas," katanya.
Dia menjelaskan, jika masyarakat yang ingin menikmati keindahan guguran lava pijar tetap disarankan lebih dari jarak3 kilometer sesuai rekomendasi BPPTKG.
"Lava pijar bisa disaksikan masyarakat, asalkan jaraknya lebih dari 3 km dari puncak Merapi. Masyarakat mau lihat tidak apa, I tetap di jarak aman," ungkapnya.
Mengenai mitigasi dan persiapan lain dalam mengantisipasi adanya letusan Merapi, Joko menjelaskan jika BPBD Sleman sudah menyiapkan semuanya, baik sarana maupun prasarana.
Joko juga berharap agar masyarakat tetap waspada dan selalu menjalankan apa yang direkomendasikan BPPTKG. (*)