Astungkara menegaskan bahwa hal itu menjadi pilihan warga sendiri serta harus disadari resikonya.
"Tidak punya penghasilan dan tidak punya rumah tinggal, itu pilihan warga. Sekarang, pilihannya bertahan hidup seperti itu atau ingin hidup layak kembali? Kami ingin pendekatan lagi, mengajak mereka untuk ambil konsinyasi. Tapi mereka masih tetap tidak welcome (tidak terbuka menerima)," kata Astungkara.
Asisten II Sekretariat Daerah Kulonprogo, Sukoco berharap warga penolak itu bersedia membuka diri kepada pemerintah sehingga bisa dirumuskan langkah selanjutnya yang tepat penanganan.
Pihaknya juga meminta AP I bersedia membuka secara transparan nilai perolehan kompensasi pembebasan lahan warga tersebut karena belakangan diketahui banyak di antaranya yang justru tidak mengetahuinya.
Dengan begitu, diharapkan warga bisa memeprtimbangkan sikapnya kembali.(*)