TRIBUNJOGJA.COM - Gunung Merapi sudah mengalami erupsi beberapa kali sejak tanggal 11 Mei silam.
BPPTKG pun menaikan statusnya dari normal menjadi waspada sejak Senin(21/5/2018).
Menurut BPPTKG,indikasi awal material magmatik sudah mulai muncul setelah terjadinya erupsi pada tanggal 21 Mei yang lalu.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menuturkan naiknya material tersebut dikarenakan tekanan yang terjadi di dalam Gunung Merapi.
"Tekanan gas dari dalam membawa material magmatik tersebut kemudian naik ke atas," jelas Hanik.
Baca: Antisipasi Letusan Lebih Besar, BPBD Sleman Siagakan Seluruh Personel
Lebih lanjut, indikasi yang muncul hingga saat ini, menunjukkan tekanan dari dalam kawah terbilang sangat lemah, artinya magma yang menuju ke permukaan melaju pelan dan encer wujudnya.
Sehingga BPPTKG memperkirakan dengan data yang dimiliki sejauh ini bahwa erupsi yang terjadi akan berupa lelehan yang keluar dan tidak eksplosif.
"Dampaknya seperti erupsi tahun 2002 dan 2006, tidak akan berbahaya seperti tahun 2010, nanti kalu sudah terjadi kubah lava di atas dan ada tekanan dari bawah maka akan terjadi erupsi," imbuh Kepala BPPTKG. (tribunjogja)