Masih dalam proses pengembangan, Callind masih memiliki kekurangan khususnya dalam bugs seperti yang dirangkum dari komentar pengguna.
Cukup sediakan ruang 30 MB dan kuota atau jaringan internet untuk menikmati layanan Callind.
Nyaris Gagal Kuliah Hingga Kerja Jaga Warnet
Di usianya yang masih muda, 25 tahun, Novi Wahyuningsih, gadis asal Desa Tepakyang, Adimulyo Kebumen telah meraih puncak kesuksesan.
Alumnus Diploma 3 Akuntansi Universitas Gajah Mada (UGM) ini merupakan programmer handal sekaligus CEO di tiga perusahaan Teknologi Informasi (IT) yang bermarkas di Semarang dan Jakarta.
Satu di antara produk IT unggulannya adalah situs jejaring sosial Callind. Meski belum diluncurkan resmi, aplikasi yang baru berusia setahun itu sudah dipakai 138 ribu pengguna internet di 15 negara di belahan dunia.
Namun, capaian tersebut tak membuatnya jemawa. Novi tetaplah perempuan desa yang suka menundukkan kepala.
Keberhasilan Novi ini tentu saja tak diraih begitu saja. Hidupnya sempat jatuh bangun hingga ia mencapai titik balik kehidupan.
Sebelum 2009, saat masih duduk di bangku sekolah, Novi sempat merasa tenang dalam zona nyaman. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga yang cukup berada di desanya.
Namun kondisi itu berbalik 180 derajat ketika ia memasuki kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sejumlah unit usaha orang tuanya mengalami kebangkrutan hingga ekonomi keluarga jatuh. Nyaris seluruh aset keluarga dijual untuk menutup kerugian dan kebutuhan lain.
Novi terancam tak bisa melanjutkan kuliah karena ketiadaan biaya. Namun gadis itu tak patah arang.
Bagaimanapun, ia harus kuliah untuk membalikkan nasib keluarganya di masa yang akan datang.
Ia menjajal mendaftar di sekolah kedinasan yang dibiayai pemerintah. Namun ikhtiarnya gagal.
"Pertana kali Novi berani pergi jauh saat itu. Saya nekat naik motor sendiri ke Semarang untuk mendaftar di sekolah kedinasan," katanya.