Labuhan Merapi

Warga Berebut Bunga dan Sajen Labuhan Merapi untuk 'Ngalap Berkah'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga berebut bunga yang menjadi sesajen di Sri Manganti tempat prosesi Labuhan dilakukan pada Selasa (17/04/2018)

Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM - Puncak acara Labuhan Merapi dipusatkan di Sri Manganti, Sleman pada Selasa (17/04/2018).

Rombongan yang dipimpin oleh Juru Kunci Merapi Kliwon Suraksohargo ini pun menggelar doa keselamatan di Sri Maganti.

Setelah pembacaan doa, abdi dalem membagikan makanan kepada warga dan rombongan yang ikut dalam acara Labuhan Merapi ini.

Makanan yang dibagikan berupa nasi yang dilapisi abon daging.

Selesai mengikuti kenduri, rombongan pun langsung membubarkan diri.

Mereka langsung menuju lokasi sesajen dan berebut bunga yang sebelumnya ditaburkan di lokasi labuhan.

"Buat berkah disimpan di rumah. Itu jadi tanda juga kalau mereka sudah pernah ke sini dan ikut acara labuhan," tutur salah satu warga yang mengikuti acara labuhan. 

Selain warga setempat, rombongan arak-arakan labuhan ini juga didampingi oleh para Abdi Dalem dari Keraton Yogyakarta.

Mereka ikut membantu membawakan Ubo Rampe dan Kambil Wetengan alias pelana kuda.

Kambil Wetengan inilah yang membedakan acara labuhan tahun sebelumnya.

Sebab ini merupakan Labuhan Ageng yang dilakukan 8 tahun sekali.

"Acara labuhan juga dilakukan di Parangkusumo, Gunung Lawu, serta Wonogiri. Biasanya Wonogiri tidak termasuk dalam upacara Labuhan yang biasa," jelas seorang Abdi Dalem.

Supandi, salah satu Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, berharap dengan adanya labuhan ini situasi Yogyakarta selalu baik-baik saja.

"Ini doa untuk semua masyarakat di Yogyakarta," ungkap Supandi seusai prosesi Labuhan.

Seusai prosesi, rombongan kembali turun ke Petilasan Mbah Maridjan.

Ubo Rampe dan Kambil Wetengan yang menjadi seserahan pun turut dibawa untuk dikembalikan ke Keraton Yogyakarta.(tribunjogja)

Berita Terkini