Sleman

Labuhan Merapi Tahun Ini Berbeda dari Tahun Sebelumnya

Penulis: Siti Umaiyah
Editor: Ari Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerahan Ubo Rampe dari utusan Keraton Ngayogyakarta kepada Juru Kunci

Laporan Calon Reporter Tribun Jogja – Siti Umaiyah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Iringan prajurit Lombok Abang Kinahrejo, serta suara merdu gemelan menyambut datangnya tamu dari Keraton Ngayogyakarta di Kantor Kecamatan Cangkringan, pada Senin (16/4/2018).

Para tamu tersebut merupakan utusan dari Ndalem Keraton yang membawa seserahan Ubo Rampe menjelang dilakukannya prosesi Labuhan Ageng Hargo Merapi.

Satu persatu Ubo Rampe mulai diserahkan kepada Juru Kunci (Kuncen) Hargo Merapi, Kliwon Suraksohargo alias Mas Asih yang tidak lain adalah putra dari mendiang Mbah Marijan.

Ubo Rampe yang akan dilabuh ditanggal 17 April 2017, tepatnya di tahun dal 1951.

Mas Asih menerangkan, terdapat perbedaan Labuhan Merapi yang dilakukan tahun ini dengan tahun sebelumnya.

Jika di tahun sebelumnya, hanya Labuhan Merapi kecil, tahun ini adalah Labuhan Merapi Ageng yang dilakukan setiap 8 tahun sekali.

Baca: Ubo Rampe Labuhan Merapi Diinapkan di Petilasan Mbah Maridjan

“Labuhan Merapi Ageng dilakukan setiap 8 tahun sekali. Kali ini termasuk Labuhan Ageng,” ucapnya.

Mengenai perbedaan dengan Labuhan Merapi biasa, Mas Asih menjelaskan bahwa dalam Labuhan Ageng

“Ubo Rampenya berbeda dengan Labuhan Alit, yaitu adanya Kambil Watangan atau Palana Kuda. Mengenai makna dulunya ada yang suka naik kuda, makanya diberi pakaian kuda. Nantinya Ubo Rampe ini akan dibawa naik ke Sri Manganti,” jelasnya.

Sementara itu, perwakilan dari Keraton Ngayogyakarta berharap agar prosesi Labuhan tahun ini bisa membawa berkah bagi masyarakat Cangkringan.

“Kami perwakilan dari Keraton Ngayogyakarta yang diutus oleh Sultan Hamengkubuwono X yang datang di Hari Senin Legi, ingin menyampaikan seserahan yang diutuskan kepada kami,” ungkapnya.

Perwakilan Abdi Ndalem berharap, Ubo Rampe bisa memberikan berkah kepada Yogyakarta dan seluruh masyarakat.

Baca: Ikuti Labuhan di Pantai Parangkusumo, Turis Jepang Ini Mengaku Terkesan Budaya Indonesia

Halaman
12

Berita Terkini