Tak berhenti di situ saja, penilitian ini masih berlanjut dengan pembuatan katalis berbahan dasar lokal yang dicampurkan dalam reactor pirolisis.
Dari proses ini didapatkan hasil minyak plastik yang lebih baik dengan suhu proses yang lebih rendah.
"Hasil bahan bakar minyak plastik ini memiliki sifat fisis, telah diuji dan setara dengan solar atau premium," tambahnya,
Sedangkan uji kalorinya minyak plastik ini mencapai lebih dari 10 ribu kalori/gr.
Sedangkan 20 kilogram plasik jika dipirolisis bisa menghasilkan listrik sebesar 2,5 kw.
Sementara jenis plastik yang memungkinkan untuk diubah menjadi bahan bakar minyak adalah polypropylene (pp) yang banyak didapatkan pada komponen otomotif, tempat makanan dan minuman.
Ada pula Polystyrene (ps) yang biasa digunakan untuk kemasan, mainan dan peralatan medis.
Lalu ada plastik jenis High density polyethylene (hdpe) yang biasa digunakan sebagai wadah makanan, wadah sampo dan sabun, serta kantong sampah.
Dan terakhir adalah plastik jenis Low density polyethylene (ldpe) bisa digunakan untuk tempat makanan dan minuman dengan kontur plastik yang lebih lembek.
Dalam kesempatan itu Zahrul mengatakan, melalui Pusat Studi Energi dan Pengembangan Tekonologi Tepat Guna yang dipimpinnya, ia berusaha menciptakan pengolahan sampah yang baik dari sisi manajemen, teknologi maupun mengubah perilaku masyarakatnya dengan mengedapankan reduce, reuses dan recycle.(TRIBUNJOGJA.COM)