Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Masyarakat​ diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman lahar dingin Merapi yang bisa terjadi di musim hujan.
Mengingat masih banyak material sisa erupsi Merapi yang ada di sungai yang berhulu di puncak atau lereng Merapi.
"Kewaspadaan di musim hujan tetap perlu ditingkatkan khususnya terhadap ancaman lahar Merapi pada alur-alur sungai yang berhulu di puncak atau lereng Merapi," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), I Gusti Made Agung Nandaka kepada Tribunjogja.com, Kamis (16/11/2017).
Lantas berapa sebenarnya sisa material erupsi Merapi yang masih ada?
Agung Nandaka menjelaskan bahwa berdasarkan survey BPPTKG pada sekitar tiga tahun yang lalu material masih berjumlah 34 juta meter kubik.
Namun untuk saat ini diprediksi masih sekitar sepertiga dari jumlah tersebut atau sekitar kurang lebih 10 juta meter kubik dan kebanyakan adalah material kasar.
"Dengan memperhitungkan intensifnya penambangan, material yang sudah terbawa ke hilir oleh hujan perkiraan kasar kita mungkin sisa sepertiganya atau kurang. Kebanyakan material kasar, material halus yang memudahkan potensi terjadi lahar sudah sangat sedikit," katanya.
Adapun yang disebut material kasar dijelaskan olehnya adalah yang berbentuk atau berukuran pasir dan bongkah.
Sementara untuk material halus seperti abu vulkanik, keberadaan material halus ini lebih memudahkan terjadinya lahar dibandingkan tanpa material halus. Meski begitu masyarakat harus tetap waspada.
Menurutnya hampir semua sungai yang berhulu di Merapi harus diwaspadai.
"Kewaspadaan tentu tetap harus ditingkatkan apalagi buat mereka yang beraktivitas di alur sungai harus betul-betul hati-hati dalam musim hujan ini," katanya.(*)