TRIBUNJOGJA.COM - Malam satu Suro memang terkenal sakral dan penuh aura mistis bagi sebagian orang, Sebenarnya ada apa sih di malam satu suro
Banyak mitos malam satu suro sering terdengar di telinga manakala hari pergantian tahun baru islam tersebut semakin dekat.
Bahkan orang sekarang masih mempercayai mitos tersebut. Dilansir dari berbagai sumber, berikut mitos yang masih dipercaya.
1. Kembalinya Arwah Leluhur Ke Rumah
Sebagian masyarakat jawa pada masa lalu lebih sakral lagi dalam menanggapi datangnya pergantian tahun Hijriyah.
Banyak diantara mereka yang meyakini, bahwa di malam satu suro, arwah leluhur yang telah meninggal dunia akan kembali dan mendatangi keluarganya di rumah.
Bukan hanya itu saja, bahkan beberapa orang menambahkan peristiwa lebih seram lagi dimana mereka meyakini jika pada malam satu suro arwah dari orang-orang yang menjadi tumbal pesugihan akan dilepaskan dan diberi kebebasan pada malam tersebut sebagai hadiah pengabdiannya selama setahun penuh.
Nah demikianlah mitos-mitos di malam satu suro yang diyakini sebagian masyarakat awam, Kita sebagai umat Islam yang memegang teguh ajaran Rasulullah hendaknya tidak memakan mentah-mentah cerita tentang angkernya malam satu suro seperti yang disebutkan diatas.
2. Dilarang Keluar Rumah
Dimalam suro, kebanyakan orang dilarang rumah. Hal ini berkaitan dengan artikel no 1.
Orang mengajarkan anak-anaknya agar tidak keluar rumah agar mereka tidak bernasib sial, lebih baik mendoakan leluhur atau kepada Tuhan YME demi kebaikan sendiri.
Khusus di Solo, kebanyak orang malah banyak yang keluar rumah.
Warga Soloraya (Klaten, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar) lebih ingin menyaksikan kirab budaya, salah satunya Kebo Bule diarak keluar dari keraton Surakarta.
Harus Jalan Kaki dari Rumahnya
3. Saat Kirab di Keraton Harus jalan kaki dari rumahnya
Dijaman sekarang berbeda pada jaman dahulu.
Dahulu memang belum ada kendaraan, maka tak heran harus menempuh perjalan menuju kirab budaya yang diadakan dari keraton harus jalan kaki.
Setelah jaman yang serba mudah ini untuk transportasi, orang jaman sekarang, khususnya warga Soloraya masih ada yang jalan kaki.
Mereka percaya, bahwa dengan jalan kaki akan membawa keberkahan sendiri dalam menikmati malam suro.
4. Tidak Boleh Melakukan Kegiatan Di Malam Suro
Banyak orang disekitar kita menyakini, bahwa banyak melakukan kegiatan saat malam suro juga dikaitkan dengan kesialan.
Masyarakat luas yang nekat melakukan tidak meraih hasil yang diinginkan. Misalnya, memancing saat malam hari.
Apabila nekat, dalam semalam saat mancing, tak akan mendapat ikan satupun.
5. Malam Satu Suro adalah Lebarannya Makhluk Gaib
Kisah ini pasti sudah kerap terdengar di telinga kita, sebagian masyarakat pada masa lalu mempercayai jika malam 1 suro merupakan lebaran bagi makhluk gaib sehingga banyak diantara mereka yang keluar dari tempat persinggahan masing-masing.
Anehnya mitos ini kerap dikaitkan dengan adanya penampakan serta gangguan makhluk halus di malam tersebut.
Entah darimana awal mitos ini muncul yang jelas mitos tersebut hingga kini masih banyak dipercaya.
Terlalu berlebihan jika ada yang percaya bahwa malam satu suro merupakan malam paling buruk dalam satu tahun.
Bahkan ada beberapa orang yang menganggap bahwa di bulan suro terdapat banyak sekali sial dan bencana yang akan menimpa umat manusia.
Tak heran jika orang-orang jawa abangan pada zaman dulu kerap menghindari berbagai pesta upacara pada bulan ini termasuk pesta perkawinan dan hajatan lain.
Di lain sisi masyarakat kejawen meyakini bahwa musibah dan bencana dapat ditolak dengan cara melakukan ritual tertentu.
Karena itulah kemudian dikenal beberapa tradisi malam satu suro seperti ruwatan untuk buang sial.
Untuk itu mereka akan mencuci bersih diri mereka yang diwakili oleh senjata pusaka seperti keris, tombak dan lainnya.
Benda tajam ini dimandikan dengan ritual tertentu. Orang Jawa biasa menyebutnya dengan Penjamasan.
Ritualnya pun juga gak sembarangan. Kudu puasa, bakar kemenyan, bikin tumpeng, dan lainnya.
Nah, itulah mitos-mitos yang masih dipercaya banyak kalangan. Percaya atau tidak, semua kembali ke pribadi masing-masing. (TribunStyle)