Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrar Gilang Rabbani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Longsor kembali terjadi di bantaran Kali Code pada Rabu (30/3/2016) sekitar pukul 08.30 WIB.
Pagar tembok ruas belakang dari tiga ruko di Jalan Prof. dr. Sardjito, Terban, Gondokusuman ambles. Talud dengan lebar 20 meter turut ambles dari ketinggian 30 meter.
Ketua Relawan Kemanusiaan dan Bencana Gondokusuman (Rembug), Suprabowo mengatakan wilayah bantaran kali Code di wilayah tersebut sangat rawan terjadi longsor.
"Tanah yang miring tersebut jenisnya semacam tanah bergerak. Bukan tanah yang padat, namun tanah urug," ungkap Suprabowo.
Setelah longsor terjadi, Suprabowo langsung berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta untuk melakukan pencegahan terjadinya longsor susulan.
"Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menutup tanah longsoran dari hujan menggunakan terpal, sehingga tidak mengancam bangunan ruko," ujarnya.
Penanggung jawab ruko Hari Priyanto, mengakui ruko dibangun di tanah urug. "Dibangun sekitar tahun 2014 dan dihuni tahun lalu. Memang dulunya tanah urug disini," ujar Hari.
Longsoran menyebabkan tiga ruas ruko dalam keadaan rawan. Ruko digunakan sebagai tempat makan, kantor retail komputer, dan tempat kursus.
Untuk mengatasi longsor susulan, pihak pemilik bangunan menyediakan terpal untuk menutupi longsoran. Diperkirakan, kerugian mencapau ratusan juta rupiah.
Selain menghancurkan pagar tembok dan talud, longsoran juga menimpa saluran sumber air bagi warga RW 06-07 Jetisharjo, Cokrodiningratan, Jetis, seberang tempat kejadian.
Hal tersebut diungkapkan warga Jetisharjo Pudarmaji. ""Untung saja sumber air dekat tempat longsoran sedang mati, jadi tidak ada yang mandi atau beraktifitas di sungai," ujarnya.
Camat Gondokusuman Jalaludin langsung mengadakan rapat darurat dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yakni lurah, kepolisian setempat, relawan, dan warga sekitar. (tribunjogja.com)